Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Assaat, Pemangku Sementara Presiden Indonesia 1949

Kompas.com - 16/11/2021, 09:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Assaat bersama dua tokoh lainnya ingin mencalonkan Bung Hatta sebagai Perdana Menteri. 

Namun, upaya ketiganya gagal karena secara formal, keinginan mereka ditolak oleh Parlemen. 

Baca juga: Kabinet Hatta I: Penetapan, Susunan, Kebijakan, dan Upaya Penggulingan

Bergabung dalam PRRI

Pada 5 Juli 1959, Presiden Soekarno menerapkan Demokrasi Terpimpin di Indonesia.

Kebijakan ini pun ditentang oleh Assaat, karena menurutnya Demokrasi Terpimpin Bung Karno seakan-akan terlalu condong ke sayap kiri atau Partai Komunis Indonesia (PKI).

Karena pertentangannya tersebut, Assaat pun kerap diawasi oleh intelijen Indonesia serta PKI. 

Demi menyelamatkan diri, Assaat memutuskan untuk melarikan diri bersama keluarganya ke Sumatra. 

Sesampainya di Sumatra, Assaat berdiam diri selama beberapa hari di Palembang, Sumatra Selatan.

Saat itu, di Palembang terbentuk Dewan Garuda, Dewan Banteng, dan Dewan Gajah. 

Ketiga dewan ini bersatu untuk menentang Soekarno yang sudah dipengaruhi oleh PKI. 

Buntut dari munculnya tiga dewan ini adalah Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI).

Assaat yang waktu itu baru saja sampai di Sumatra Barat bergabung dengan PRRI. 

Baca juga: PRRI: Latar Belakang, Tuntutan, Anggota, Penumpasan, dan Dampaknya

Wafat

Setelah PRRI digempur oleh pemerintah pusat, Assaat berkeliaran di hutan-hutan Sumatra.

Ketika berada di hutan-hutan Sumatra Barat dan Sumatra Utara, Assaat merasa kondisi kesehatannya sudah tidak lagi baik. 

Assaat ditangkap dan mendekam di penjara dalam kondisi fisik yang sudah sangat lemah. 

Ia dipenjara selama empat tahun, sejak 1962 hingga 1966. 

Assaat baru dibebaskan setelah pergantian rezim dari Orde Lama menjadi Orde Baru. 

Pada tanggal 16 Juni 1976, Assaat wafat di rumahnya di Warung Jati Jakarta Selatan. 

 

Referensi: 

  • Absor, Nur Fajar. (2020). Memoar Mr. Assaat Datuk Mudo: Perannya dalam Mempertahankan Eksistensi Republik Indonesia Tahun 1949. Jawa Timur: Spasi Media.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com