Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruwatan, Tradisi Jawa Pembuang Sial

Kompas.com - 02/11/2021, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.comRuwatan adalah salah satu ritual penyucian yang masih dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Jawa dan Bali.

Ruwat sendiri dalam bahasa Jawa sama dengan kata luwar berarti dilepas atau dibebaskan.

Sehingga Ruwatan berarti upacara untuk membebaskan atau melepaskan seseorang yang diruwat dari hukuman atau kutukan dewa yang menimbulkan bahaya.

Baca juga: Nilai-Nilai pada Tradisi Sekaten

Sejarah Ruwatan Jawa

Ruwatan merupakan upacara asal Jawa yang digunakan untuk membebaskan atau melepaskan seseorang dari hukuman atau kutukan yang membawa sial atau membahayakan.

Asal-usul adanya ruwatan adalah dari cerita pewayangan.

Diceritakan ada seorang tokoh bernama Batara Guru yang beristrikan dua orang wanita, yaitu Pademi dan Selir.

Dari Pademi ia menurunkan anak laki-laki bernama Wisnu dan dari Selir juga menurunkan anak laki-laki bernama Batarakala.

Setelah dewasa, Batarakala tumbuh menjadi seorang yang jahat. Ia kerap mengganggu anak-anak manusia untuk dimakannya.

Konon, sifat jahat Batarakala ini disebabkan oleh hawa nafsu sang ayah, Batara Guru yang tidak terkendalikan.

Dulu, Batara Guru dan Selir sedang bercengkrama mengelilingi samudera dengan menaiki punggung seekor lembu.

Tiba-tiba, hasrat seksual Batara Guru timbul dan ingin bersetubuh dengan istrinya. Namun, Selir menolak, sehingga jatuhlah air mani Batara Guru ke tengah samudera.

Air mani ini kemudian berubah menjelma menjadi raksasa yang dikenal dengan nama Batara Kala.

Konon katanya, Batara Kala meminta makanan yang berwujud manusia kepada Batara Guru.

Batara Guru pun mengizinkan dengan syarat manusia yang ia makan adalah wong sukerta. Wong Sukerta adalah orang-orang yang mendapat kesialan, contohnya anak tunggal.

Oleh sebab itu, setiap anak tunggal harus diruwat agar terhindar dari malapetaka dan kesialan.

Baca juga: Jenis-Jenis Wayang Berdasarkan Bahan Pembuatannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com