Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pax Neerlandica: Pengertian, Pencetus, Tujuan, Pelaksanaan, dan Dampak

Kompas.com - 13/10/2021, 08:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat masih menjajah Indonesia, Pemerintah Hindia-Belanda mengeluarkan kebijakan dalam berbagai bidang untuk mendukung kekuasaannya.

Seiring dengan pelaksanaan politik ekonomi liberal, Belanda melaksanakan Pax Neerlandica.

Pax Neerlandica atau Pax Netherlandica atau Pax Nederlandica adalah upaya Belanda untuk menguasai seluruh Nusantara di bawah kekuasaannya.

Gagasan Pax Neerlandica yang dicetuskan oleh Gubernur Jenderal Johannes Benedictus van Heutsz pertama kali muncul pada awal abad ke-20.

Latar belakang dan tujuan

Pembentukan Pax Neerlandica dilatarbelakangi oleh keinginan pemerintah kolonial agar wilayah jajahannya tidak diduduki oleh bangsa Barat lainnya.

Terlebih lagi setelah dibukanya Terusan Suez, yang mempersingkat jalur pelayaran antara Asia dan Eropa.

Langkah ini menunjukkan bahwa Belanda mengalami perubahan orientasi politik, yang awalnya hanya melakukan monopoli perdagangan di daerah jajahannya menjadi negara yang melakukan politik ekspansi.

Sedangkan tujuan Pax Neerlandica adalah untuk menciptakan stabilitas politik dan keamanan kekuasaan penjajah setelah dilakukan penaklukan, perjanjian damai, dan persetujuan kerjasama.

Selain itu, Belanda ingin mengubah sistem administrasi tradisional di Nusantara menjadi sistem administrasi modern dengan cara mengubah sistem pemimpin pribumi ke sistem birokrasi kolonial.

Dengan begitu, Belanda dapat mengambil posisi penting dalam pemerintahan, sementara orang-orang pribumi hanya dijadikan pegawai.

Baca juga: Politik Pintu Terbuka Belanda: Pengertian, Tujuan, dan Dampak

Pelaksanaan

Belanda mulai melaksanakan sistem administrasi modern dengan menggantikan posisi penting pemerintah daerah ke tangan pemerintah kolonial.

Caranya dengan mengangkat dan menggaji pegawai yang menduduki jabatan struktur birokrasi.

Dalam sistem ini, jabatan tertinggi yang bisa dipegang oleh masyarakat pribumi adalah bupati.

Untuk mewujudkan Pax Neerlandica, Belanda juga melakukan ekspansi militer besar-besaran ke daerah yang berlum dikuasainya, salah satunya adalah Aceh, yang kemudian memicu Perang Aceh.

Pada 1904, Aceh berhasil ditaklukkan setelah peperangan yang cukup lama dan menghabiskan banyak biaya.

Gubernur Jenderal Johannes Benedictus van Heutsz dan Snouck Hurgronje, yang sama-sama pernah ditugaskan di Aceh, berusaha mendidik orang Indonesia agar berperilaku seperti Belanda.

Misalnya dari cara berpakaian, berbicara, berpikir, dan bahkan bernama Belanda pula.

Selain itu, untuk mengamankan Indonesia dari incaran bangsa asing, Belanda melakukan sejumlah perjanjian dengan beberapa negara.

Salah satunya adalah perjanjian dengan bangsa Portugis, yang berkaitan dengan perbatasan antara Timor Barat dan Timor Timur.

Dampak

Pax Neerlandica membuat kedaulatan kerajaan-kerajaan di Nusantara kehilangan kedaulatannya.

Dengan adanya Pax Neerlandica, Kepulauan Indonesia yang dulunya terpisah-pisah dipersatukan di bawah satuan wilayah administratif pemerintahan kolonial.

Dampak positifnya adalah dibangunnya jalan dan jalur kereta api untuk memudahkan mobilisasi penduduk.

Hal ini juga berdampak pada semakin meningkatnya mobilitas karena hubungan satu daerah dengan daerah lainnya semakin tinggi.

Kota-kota yang menjadi pusat administrasi dan ekonomi serta pendidikan mulai menyerap penduduk di sekitarnya.

 

Referensi:

  • Boomgaard, Peter (2003). Smallpox, Vaccination, and the Pax Neerlandica, Indonesia, 1550-1930. Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia and Oceania. 159 (4): 591.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com