Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benteng Victoria: Sejarah, Kompleks Bangunan, dan Peristiwa Penting

Kompas.com - 27/08/2021, 13:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Benteng Victoria atau Benteng Nieuw Victoria adalah bangunan peninggalan Portugis yang terletak di pusat Kota Ambon, Provinsi Maluku.

Benteng pertahanan tertua di Ambon ini dibangun pada 1575, ketika masa pemerintahan Gubernur Gaspar de Mello.

Pada perkembangannya, benteng ini pernah jatuh ke tangan Belanda dan dijadikan sebagai pusat administrasi VOC.

Saat ini, Benteng Victoria dikelola oleh Kodam XVI Pattimura dan berfungsi sebagai markas Asrama TNI dan Markas Batalion Kavaleri Kodam XVI Pattimura.

Sejarah Benteng Victoria

Ketika didirikan oleh Portugis pada 1575, benteng ini diberi nama Fortaleza Nossa Seinhora da Annunciada.

Nama ini berkaitan dengan waktu peletakan batu pertama yang bertepatan dengan Hari Kenaikan Isa Almasih (Anunciada).

Pada 1600, Belanda datang ke Maluku dan berusaha merebut benteng ini dari Portugis, tetapi gagal.

Barulah pada 1605, Belanda kembali melancarkan serangan di bawah komando Steven van der Haghen dan berhasil merebut Fortaleza Nossa Seinhora da Annunciada.

Setelah itu, Belanda mengubah namanya menjadi Benteng Victoria, dalam rangka memperingati kemenangannya atas Portugis.

Namun, masyarakat sekitar lebih akrab dengan nama Benteng Kota Laha, yang berarti benteng di Teluk Laha.

Benteng Victoria pernah mengalami kerusakan cukup parah akibat guncangan gempa bumi yang terjadi pada 1643-1644, 1673-1674, dan 1754 M.

Bangunanya kemudian direnovasi dan diperluas ketika Gubernur Bernardus van Pleuren (1775-1785 M) memerintah di Ambon.

Setelah itu, namanya kembali diubah, yaitu menjadi Benteng Nieuw Victoria yang berarti kemenangan baru.

Oleh Belanda, Benteng Victoria kemudian dijadikan pusat administrasi VOC.

Baca juga: Benteng Vredeburg: Sejarah, Fungsi, dan Keunikan Museum

Peristiwa besar di Benteng Victoria

Benteng Victoria menjadi saksi dari dua peristiwa besar, yaitu Perlawanan Pattimura dan Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan).

Setelah sempat dikuasai Inggris (1811-1816), benteng ini diserahkan kembali kepada Belanda pada 25 Maret 1817.

Periode kembalinya kekuasaan Belanda menjadi latar belakang perlawanan masyarakat di Maluku, salah satunya pemberontakan yang dipimpin oleh Kapitan Pattimura.

Di depan benteng inilah Kapitan Pattimura harus mengentikan perjuangannya dan dijatuhi hukuman gantung pada 15 Mei 1817.

Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada 1950, Benteng Victoria kembali menjadi saksi sebuah pergolakan.

Dr. Christian Robert Steven Soumokil, seorang bekas Jaksa Agung NIT (Negara Indonesia Timur), mendeklarasikan Republik Maluku Selatan (RMS) dan ingin memisahkan diri dari Republik Indonesia Serikat (RIS).

Pemerintah RIS kemudian mengirim ekspedisi militer yang disebut dengan Gerakan Operasi Militer (GOM) III di bawah pimpinan Kolonel Kawilarang.

Dalam upaya memberantas pemberontakan RMS, Letnan Kolonel Slamet Riyadi tertembak dan gugur di depan Benteng Victoria.

Meski benteng ini gagal direbut, namun pasukan GOM berhasil menduduki Kota Ambon dan mematahkan pergolakan RMS.

Baca juga: Benteng Fort Rotterdam: Sejarah, Fungsi, dan Kompleks Bangunan

Kompleks Bangunan

Pada awal pembangunannya, denah Benteng Victoria berbentuk poligonal dengan tujuh bastion atau gedung jaga.

Setelah jatuh ke tangan Belanda, VOC memperbaiki dan menambahkan beberapa bangunan untuk kepentingan militer dan pemukiman. Penampilan keseluruhan benteng pun berubah total.

Bangunan yang ditambahkan Belanda terdiri dari barak, gudang senjata, gudang peluru, dan beberapa ruangan lain seperti pos prajurit penjaga.

Benteng Victoria memiliki banyak ruangan dengan fungsinya masing-masing, seperti tempat mengatur strategi, ruang penyimpanan bahan makanan.

Selayaknya benteng pertahanan lainnya, benteng ini juga dilengkapi dengan meriam berukuran raksasa dan parit di sekelilingnya.

 

Referensi:

  • Dermawan, Kris Sidik. (2018). Peninggalan Benteng Bersejarah di Indonesia. Yogyakarta: Rubrik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com