Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benteng Duurstede: Sejarah, Fungsi, dan Kompleks Bangunan

Kompas.com - 24/08/2021, 15:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Benteng Duurstede adalah benteng peninggalan Belanda yang terdapat di daerah Saparua, Kabupaten Maluku Tengah.

Sejak dibangun pada abad ke-17, benteng yang terletak di tepi laut ini sempat berpindah tangan dari cengkeraman Portugis, Belanda, dan Inggris.

Pada 1817, di bawah kepemimpinan Kapitan Pattimura, rakyat Maluku menghadapi Belanda dengan cara gerilya dan berhasil menduduki Benteng Duurstede.

Untuk memeringati peristiwa tersebut, kini kawasan Benteng Duurstede dibangun sebuah museum dan tugu peringatan perlawanan Pattimura bersama rakyat Saparua dalam menghadapi kolonialisme Belanda.

Sejarah

Sejak abad ke-16, Kepulauan Maluku menjadi incaran bangsa Eropa untuk menanamkan kekuasaan dan menguasai kekayaan rempah-rempahnya. Tidak terkecuali Saparua, yang dikenal sebagai salah satu daerah utama penghasil cengkih.

Pada 1676, bangsa Portugis yang lebih dulu sampai di nusantara, membangun sebuah benteng di atas bukit karang untuk melindungi wilayah ini.

Namun, Saparua tetap berhasil direbut Belanda pada 1691. Oleh Nicolaas Schaghen, yang menjabat sebagai Gubernur Ambon saat itu, benteng buatan Portugis akhirnya dibangun kembali dan diberi nama Duurstede, yang artinya kota mahal.

Sejak saat itu, Benteng Duurstede difungsikan sebagai bangunan pertahanan dan pusat pemerintahan VOC.

Ditinjau dari letaknya, Benteng Duurstede memegang peranan sangat penting untuk kepentingan militer. Alhasil, benteng ini kerap dijadikan rebutan dan tercatat beberapa kali berpindah tangan.

Pada 1796, Benteng Duurstede jatuh ke tangan Inggris yang telah mengambil alih kekuasaan atas Pulau Saparua dari Belanda.

Pada 1803, benteng ini sempat dikembalikan kepada Belanda. Namun, peperangan pada tahun berikutnya membuat Benteng Duurstede kembali ke pangkuan orang-orang Inggris.

Barulah pada 1816, VOC kembali berhak atas Benteng Duurstede setelah penyerahan wilayah nusantara dari Inggris kepada Belanda.

Baca juga: Benteng Fort Rotterdam: Sejarah, Fungsi, dan Kompleks Bangunan

Direbut Kapitan Pattimura

Ketika VOC mengambil alih Benteng Duurstede, pasukan lokal yang sebelumnya dipekerjakan Inggris akan dipindahkan ke Batavia, termasuk Sersan Mayor Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura.

Rencana pemindahan Kapitan Pattimura dan praktik monopoli yang kembali diberlakukan VOC mendapat tantangan keras dari rakyat Saparua.

Pada 16 Mei 1817, rakyat Saparua yang berada di bawah pimpinan Kapitan Pattimura bangkit untuk melawan penjajah dengan menyerbu Benteng Duurstede.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com