Perang Bharatayuddha disebabkan oleh keinginan Pandawa, yang telah menjalani hukuman buang selama 12 tahun, untuk mendapatkan kembali haknya sebagai penguasa Hastinapura sesuai perjanjian dengan Kurawa.
Akan tetapi, pihak Kurawa yang merupakan sepupu Pandawa, tidak mau menyerahkan takhta.
Setelah upaya damai menemui jalan buntu, terjadilah perang yang melibatkan kedua pihak tersebut di medan Kuruksetra.
Peperangan ini menyebabkan gugurnya tokoh kesatria baik dari kubu Pandawa ataupun Kurawa.
Bahkan pada akhir perang, hanya sepuluh kesatria yang berhasil bertahan hidup, yaitu lima Pandawa, Yuyutsu, Setyaki, Aswatama, Kripa, dan Kritawarma.
Usai perang, Yudhistira dinobatkan sebagai raja Hastinapura.
Kakawin Bharatayuddha termasuk salah satu karya sastra Jawa Kuno yang tetap dikenal pada masa Islam.
Dalam pertunjukan wayang misalnya, beberapa bagian dari Bharatayuddha dinyanyikan sebagai bagian dari suluk.
Referensi: