Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Dinasti yang Pernah Berkuasa di China

Kompas.com - 02/08/2021, 10:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dinasti dalam sejarah China adalah rezim monarki yang secara turun-temurun memerintah sejak era Sebelum Masehi.

Dinasti yang pertama memerintah adalah Dinasti Xia, yang didirikan oleh Yu yang Agung pada sekitar 2070 SM.

Pemerintahan dinasti di China baru berakhir pada 1912 M, setelah diruntuhkan oleh Revolusi Xinhai.

Selama lebih dari empat milenium, terdapat 13 Dinasti yang pernah berkuasa di China.

Dari serangkaian rezim monarki yang pernah berdiri, Dinasti Yuan dan Qing disebut sebagai dua dinasti asing di China.

Sebab, dua dinasti tersebut tidak didirikan oleh keturunan bangsa Han, sebagai satu-satunya yang dianggap mewakili entitas China.

Berikut ini 13 dinasti yang pernah memerintah China secara berurutan sejak periode Sebelum Masehi.

Dinasti Xia (2070-1600 SM)

Dinasti pertama yang memerintah China adalah Dinasti Xia, yang didirikan oleh Yu yang Agung.

Salah satu pencapaian besar dinasti ini adalah mengembangkan teknik pengendalian banjir, yang pernah merusak tanaman petani selama beberapa generasi.

Namun, sumber sejarah dari periode pemerintahannya sangat terbatas, sehingga hanya sedikit yang dapat diketahui dari Dinasti Xia.

Baca juga: Dinasti Han: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Dinasti Shang (1600-1046 SM)

Dinasti Shang tercatat sebagai rezim monarki paling awal yang memiliki bukti arkeologis.

Selama lima abad lebih, terdapat 31 raja yang memerintah dengan wilayah di sepanjang Sungai Kuning.

Penguasa pertamanya adalah Raja Tang, yang terlahir dengan nama Zi Lu.

Di bawah Dinasti Shang, bidang matematika, astronomi, seni dan teknologi militer mengalami perkembangan.

Selain itu, dinasti ini telah menggunakan sistem kalender yang sangat maju dan bentuk awal aksara China modern.

Dinasti Zhou (1046-256 SM)

Dinasti Zhou adalah dinasti yang paling lama memerintah China, yakni selama hampir delapan abad.

Di bawah Zhou, peradaban China mulai berkembang dan menyebar.

Perkembangan ilmu Filsafat ditandai dengan lahirnya aliran Konfusianisme, Taoisme, dan Mohisme.

Selain itu, dinasti ini telah mengenal mata uang, sumpit, dan mengembangkan ajaran Mandat Surga, sebuah pandangan untuk membenarkan aturan raja yang telah diberkati oleh para dewa.

Dinasti Zhou melahirkan filsuf dan penyair terkenal di China, seperti Lao-Tzu, Tao Chien, Konfusius, Mencius, Mo Ti, dan ahli strategi militer, Sun-Tzu.

Kekuasaan dinasti ini berakhir setelah Periode Negara Perang (476–221 SM), di mana berbagai negara kota saling berperang dan manyatakan diri sebagai entitas feodal independen.

Baca juga: Dinasti Yuan: Sejarah, Perkembangan, dan Keruntuhan

Dinasti Qin (221-206 SM)

Dinasti Qin menandai dimulainya era kekaisaran di China.

Meskipun berumur pendek, Qin dikenal sebagai dinasti yang mengawali pembangunan Tembok Besar China.

Hingga saat ini, Tembok Besar China dikenal sebagai tembok terpanjang di dunia yang memiliki panjang lebih dari 21.000 kilometer.

Di sisi lain, kaisar Qin dikenang karena gemar melakukan pembungkaman.

Seperti contohnya pada 213 SM, ketika kaisar memerintahkan pembakaran ratusan ribu buku dan mengubur hidup-hidup 460 sarjana Konfusianisme.

Dinasti Han (206 SM-220 M)

Dinasti Han didirikan oleh seorang pemimpin pemberontak dari kelas petani bernama Liu Bang.

Masa kekuasaannya yang bertahan selama empat abad lebih, kerap disebut sebagai zaman keemasan dalam sejarah China.

Pemerintahannya dikenal sebagai periode stabilitas dan kemakmuran.

Jalur perdagangan darat yang menghubungkan China dan Eropa atau dikenal sebagai Jalur Sutra, juga dibangun pada masa Dinasti Han.

Di bawah dinasti ini, Konfusianisme, puisi, dan sastra mengalami perkembangan.

Berbagai karya seni dan penemuan seperti kertas dan porselen pun masih berpengaruh terhadap perkembangan dunia saat ini.

Hingga saat ini, orang-orang Han menjadi kelompok etnis yang paling dominan di China.

Baca juga: Dinasti Qing: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Periode Enam Dinasti

Enam Dinasti adalah istilah untuk enam dinasti yang memerintah China selama periode pergolakan (220-589 M).

Enam dinasti tersebut adalah Periode Tiga Kerajaan (Wei, Wu, Shu antara 220-265 M), Dinasti Jin (265-420 M), dan Periode Dinasti Utara dan Selatan (386-589 M).

Selama periode Enam Dinasti, ibu kota pemerintahan selalu berpusat di Jianye (sekarang Nanjing).

Dinasti Sui (581-618 M)

Selama periode kekuasaannya yang cukup singkat, Dinasti Sui berhasil membawa perubahan besar.

Konfusianisme mulai ditinggalkan dan memberi ruang bagi Taoisme serta ajaran Buddha untuk berkembang.

Di bawah Kaisar Wen dan putranya, Yang, tentara kekaisaran diperkuat hingga menjadi yang terbesar di dunia kala itu.

Selain itu, Tembok Besar China diperluas dan Grand Canal (Terusan Besar China) selesai dibangun.

Dinasti Tang (618-907 M)

Periode kekuasaan Dinasti Tang disebut sebagai masa kemakmuran dan China mengalami perkembangan pesat dalam dunia seni serta teknologi.

Penguasa keduanya, Kaisar Taizong, dianggap sebagai salah satu kaisar terhebat di China.

Sedangkan pada saat pemerintahan Kaisar Xuanzong (712-756 M), dinasti ini mencapai puncak kejayaan dan China menjadi negara terbesar serta terpadat di dunia.

Dinasti Tang kembali mencetak sejarah saat Permaisuri Wu Zetian memegang kendali pemerintahan.

Wu Zetian disebut sebagai satu-satunya kaisar wanita dalam sejarah China.

Pencapaian terbesar Dinasti Tang juga dapat dilihat dari bidang teknologi, ilmu pengetahuan, budaya, seni dan sastra, khususnya puisi.

Baca juga: Dinasti Ming: Sejarah, Masa Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalan

Periode Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan (907-960 M)

Setelah runtuhnya Dinasti Tang, terjadi suatu periode perpecahan politik yang kemudian dikenal sebagai Periode Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan.

Pasalnya, di China bagian utara terdapat lima dinasti yang memerintah selama berturut-turut.

Pada periode yang sama, di China bagian selatan terdapat 10 rezim yang memerintah.

Dinasti Song (960-1279 M)

Setelah periode perpecahan, China dapat disatukan kembali oleh Kaisar Taizu dari Dinasti Song.

Dari periode ini, lahir beberapa penemuan besar, seperti bubuk mesiu, percetakan, uang kertas, dan kompas.

Dinasti Song akhirnya jatuh ke tangan Kekaisaran Mongol yang kemudian mendirikan Dinasti Yuan.

Dinasti Yuan (1279-1368 M)

Dinasti Yuan adalah dinasti kekaisaran China yang didirikan oleh Kubilai Khan, cucu dari pendiri Kekaisaran Mongol.

Di China, dinasti ini kerap disebut sebagai dinasti asing karena tidak didirikan oleh keturunan Han.

Sebab, pada zaman dulu, orang-orang Han adalah satu-satunya yang dianggap mewakili entitas China.

Sebagai dinasti non-Han pertama yang menguasai seluruh China, kekuasaan Yuan berlangsung selama hampir satu abad, yakni antara 1271-1368.

Yuan dianggap sebagai bagian terpenting dari Kekaisaran Mongol yang kekuasaannya membentang dari Laut Kaspia hingga Semenanjung Korea.

Dalam historiografi China, Yuan adalah salah satu dinasti terkuat dengan wilayah kekuasaan terluas.

Pemerintahan Mongol di Cina berakhir setelah serangkaian kelaparan, wabah penyakit, banjir, dan pemberontakan petani.

Baca juga: Serangan Mongol ke Jawa: Penyebab dan Kronologinya

Dinasti Ming (1368-1644)

Dinasti Ming didirikan oleh Zhu Yuan Zhang atau Kaisar Hongwu, yang memimpin pemberontakan para petani untuk meruntuhkan Dinasti Yuan.

Dinasti ini menjadi dinasti kekaisaran China terakhir yang diperintah oleh bangsa Han.

Selama hampir tiga abad berkuasa, dinasti ini dikenal karena ekspansi perdagangannya yang pada akhirnya menghasilkan pertukaran budaya dengan bangsa Barat.

Pembangunan Tembok Besar China juga selesai dibangun pada masa kekuasaan Ming.

Selain itu, Dinasti Ming juga dikenal akan drama, sastra, dan porselennya yang mendunia.

Dinasti Qing (1644-1912)

Dinasti Qing atau Dinasti Manchu adalah dinasti kekaisaran terakhir di China. Selain Yuan, Qing juga disebut sebagai dinasti asing yang pernah memerintah China.

Selama hampir tiga abad berkuasa, Dinasti Qing menjelma menjadi kekaisaran terbesar keempat dalam sejarah dunia.

Selama periode 1800-an, dinasti ini pernah menghadapi serangan dari Inggris, Prancis, Rusia, Jerman, dan Jepang.

Pada 1912, populasinya mencapai 432 juta jiwa dan menjadi negara terpadat di dunia.

Dinasti Qing runtuh pada 1912, yang kemudian disusul dengan berdirinya Republik China.

 

Referensi:

  • Wells, Frederick. (2019). A History of China. (Terjemahan, Ahmat Asnawi). Temanggung: Desa Pustaka Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com