Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabu Siliwangi, Raja Terhebat Kerajaan Pajajaran

Kompas.com - 19/07/2021, 10:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Prabu Siliwangi atau Prabu Dewataprana Sri Baduga Maharaja adalah raja pertama Kerajaan Pajajaran yang berkuasa antara 1482-1521.

Di bawah kekuasannya, Kerajaan Pajajaran mengalami perkembangan pesat.

Masa pemerintahannya juga dikenang rakyat sebagai zaman perdamaian dan kemakmuran.

Dari Carita Parahyangan, diketahui bahwa pada saat itu banyak rakyatnya yang telah beralih memeluk Islam.

Selain itu, Prabu Siliwangi sempat tidak senang dengan hubungan Cirebon-Demak yang terlalu akrab, tetapi perselisihan mereka tidak sampai berkembang ke arah peperangan.

Silsilah Prabu Siliwangi

Nama asli Prabu Siliwangi adalah Jaya Dewata. Ia lahir pada 1401 di Kawali Galuh (sekarang Ciamis).

Prabu Siliwangi adalah putra dari Prabu Dewa Niskala sekaligus cucu dari Niskala Wastu Kancana.

Menurut Prasasti Batutulis, ia dinobatkan sebanyak dua kali, yaitu sebagai raja Kerajaan Sunda dan raja Kerajaan Galuh.

Periode terakhir Kerajaan Sunda-Galuh inilah yang kemudian dikenal sebagai masa Kerajaan Pajajaran dengan pusat pemerintahan di Pakuan Pajajaran.

Prabu Siliwangi menikah dengan Nyi Ambetikasih, putri Ki Gedeng Sindangkasih, pamannya sendiri.

Baca juga: Kerajaan Pajajaran: Berdirinya, Raja-raja, Keruntuhan, dan Peninggalan

Sementara dari istrinya, Subang Larang, Prabu Siliwangi memiliki tiga orang anak, yaitu Raden Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuwana, Nyimas Rara Santang, dan Raden Kian Santang.

Raden Walangsungsang inilah yang nantinya mendirikan Kesultanan Cirebon.

Sedangkan Nyimas Rara Santang mempunyai putra bernama Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Sanga yang nantinya mendirikan Kesultanan Banten dan meneruskan takhta Kesultanan Cirebon.

Selain itu, Prabu Siliwangi juga dijodohkan dengan Nyai Kentring Manik Mayang Sunda.

Dari pernikahannya ini, ia memiliki anak Sanghyang Surawisesa, yang nantinya mewarisi takhta Kerajaan Pajajaran.

Asal-usul nama Prabu Siliwangi

Sedangkan nama Prabu Siliwangi berasal dari dua kata, yaitu "silih" yang artinya pengganti dan "wewangi" yang berarti harum atau wangi.

Oleh karena itu, Prabu Siliwangi dapat diartikan sebagai pengganti Prabu Wangi.

Menurut tradisi lama, nama ini diberikan karena rakyat tidak boleh menyebut gelar raja sesungguhnya.

Dalam sejarahnya, nama Prabu Siliwangi ternyata pernah diberikan kepada Niskala Wastu Kancana, kakek Sri Baduga Maharaja, atas jasa-jasanya selama memerintah tanah Sunda.

Pasalnya, sang raja dinilai telah berhasil mempertahankan martabat orang Sunda ketika Gajah Mada hendak mewujudkan sumpahnya.

Akan tetapi, bagi masyarakat Sunda gelar Prabu Siliwangi memang lebih melekat kepada Sri Baduga Maharaja saja.

Baca juga: Kerajaan Cirebon: Letak, Pendiri, Masa Kejayaan, dan Peninggalan

Masa pemerintahan Prabu Siliwangi

Prabu Siliwangi memerintah Kerajaan Pajajaran selama 39 tahun, yaitu antara 1482-1521.

Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Pajajaran mengalami perkembangan pesat.

Tindakan pertama yang diambil setelah resmi menjadi raja adalah membebaskan penduduknya dari empat macam pajak.

Ketika memerintah, Prabu Siliwangi dikenal sebagai pemimpin yang memegang teguh asas kesetaraan dalam kehidupan sosial, agama, budaya, ekonomi, dan politik.

Prabu Siliwangi sempat tidak senang dengan hubungan Cirebon-Demak yang terlalu akrab, tetapi perselisihan mereka dapat diredam dan tidak berkembang ke arah ketegangan.

Menurut sumber Portugis, di bawah kekuasaan Prabu Siliwangi, Pajajaran diperkirakan memiliki 100.000 prajurit dan 40 ekor pasukan gajah.

Selain itu, Prabu Siliwangi juga mencurahkan perhatian pada pembinaan agama, pembuatan parit pertahanan, memperkuat angkatan perang, membuat jalan, dan menyusun formasi tempur di darat, tetapi angkatan lautnya terbilang lemah.

Naskah Kitab Waruga Jagat dan Pancakaki Masalah Karuhun Kabeh menyebut bahwa periode kekuasaan Prabu Siliwangi adalah masa kemakmuran bagi Pakuan.

Setelah meninggal, ia dipusarakan di Rancamaya dan takhta kerajaan jatuh ke tangan putranya, Surawisesa.

 

Referensi:

  • Danasasmita, Saleh. (2015). Melacak Sejarah Pakuan Pajajaran dan Prabu Siliwangi. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com