Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan Mahmud Badaruddin II: Perjuangan dan Perang

Kompas.com - 23/06/2021, 17:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Loji pertama Belanda berada di Sungai Aur. 

Bersamaan dengan terjadinya perjanjian antara Inggris dan Palembang, Belanda juga melakukan hal yang sama. 

Raffles, pemimpin Inggris, berusaha untuk membujuk Badaruddin untuk mengusir Belanda dari Palembang. 

Raffles mengirim permintaan itu melalui sebuah surat pada 3 Mei 1811.

Setelah menerima surat itu, Badarudddin membalasnya. Badaruddin mengatakan bahwa Palembang tidak ingin lagi terlibat dalam konflik antara Belanda dan Inggris.

Badaruddin juga menulis bahwa ia tidak berniat untuk bekerja sama dengan Belanda. 

Namun, pada akhirnya Palembang pun bekerja sama dengan Inggris, di mana posisi Palembang lebih diuntungkan. 

Pada 14 September 1811, terjadilah peristiwa bumi hangus dan pertikaian di loji Sungai Aur. 

Belanda pun menuduh Inggris yang memprovokasi Palembang untuk mengusir Belanda. 

Sebaliknya, Inggris justru menuduh Badaruddin II yang berniat melakukan hal tersebut.

Dalam kondisi yang sangat terdesak, Raffles tetap berharap dapat menguasai Bangka sebagai kompensasi. 

Permintaan Raffles ini tentu saja langsung ditolak oleh Badaruddin II. 

Akibatnya, Inggris mengirim pasukannya di bawah pimpinan Gillespie untuk menghukum Badaruddin II. 

Tidak butuh waktu lama, Inggris berhasil menguasai Palembang. 

Terjadilah sebuah perjanjian pada 14 Mei 1812. 

Baca juga: Pong Tiku alias Ne Baso: Masa Muda, Perjuangan, dan Akhir Hidup

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com