Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Agung Banten: Sejarah, Arsitektur, dan Akulturasi Budaya

Kompas.com - 23/06/2021, 16:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Bangunan Masjid berdiri di atas pondasi dengan ketinggian satu meter dan menghadap ke timur.

Bangunan utama masjid memiliki ciri-ciri sebagaimana masjid Jawa kuno lainnya.

Salah satu ciri khususnya adalah terdapat gapura pada keempat arah mata angin.

Sisi menarik lainnya dari bangunan utama masjid adalah atapnya yang tumpuk lima, mirip dengan pagoda Cina.

Bagian ini dirancang oleh Cek Ban Cut, yang juga merancang menara Masjid Agung Banten.

Menara setinggi 24 meter dengan diameter 10 meter ini dapat dimasuki sampai ke atas dengan menaiki 83 tangga yang ada di dalamnya.

Catatan Dirk van Lier dari tahun 1659 menyebut bahwa menara ini dulunya digunakan sebagai tempat mengumandangkan azan dan penyimpanan senjata.

Arsitek lain yang turut berperan memperindah Masjid Agung Banten adalah Lucaasz Cardeel.

Pada masa kekuasaan Sultan Haji, Lucaasz Cardeel mengusulkan pembangunan tiyamah yang berfungsi untuk tempat musyawarah dan kajian-kajian keagamaan.

Perpaduan antara budaya Islam dan Eropa pada Masjid Banten ditunjukkan dengan adanya tiyamah atau paviliun tambahan yang terletak di sisi selatan bangunan inti ini.

Bangunan tiyamah berbentuk segi empat panjang dan bertingkat dua lantai.

Perpaduan unsur Jawa, Eropa, dan Cina menyatu sempurna pada arsitektur Masjid Agung Banten.

Keunikan arsitektur inilah yang akhirnya membedakan Masjid Agung Banten dengan masjid-masjid kuno lainnya.

Baca juga: Masjid-masjid Peninggalan Kerajaan Islam dan Ciri-cirinya

Aktivitas sosial-budaya di Masjid Agung Banten

Terdapat tiga area utama pada kompleks Masjid Agung Banten, yaitu bangunan masjid, tiyamah, dan area pemakaman.

Di masjid ini terdapat kompleks pemakaman sultan-sultan Banten serta keluarganya, seperti makam Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com