Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

La Maddukelleng: Perjuangan, Kiprah, dan Akhir Hidup

Kompas.com - 18/06/2021, 13:30 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Ia menuju ke Peneki dan dilantik sebagai raja di sana. 

Kemudian, ia pun meminta agar orang-orang Bone meninggalkan wilayahnya tersebut. 

Melihat hal ini, pasukan Bone kemudian mengepung Peneki guna menangkap La Maddukelleng.

Konflik pun semakin meluas, tidak hanya di Peneki saja, namun juga membakar pemukiman di wilayah Wajo lainnya.

Aksi ini sontak menyulut kemarahan warga Wajo, sehingga banyak yang membantu La Maddukelleng melawan pasukan Bone.

Di saat yang sama, Belanda yang merupakan sekutu utama Bone harus ikut menghadapi pemberontakan. 

Karena kekuatannya mulai melemah, La Maddukelleng mengundurkan diri. 

Ia meninggal pada 1965. 

Berkat jasanya, ia pun dianugerahkan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keppres RI No. 109/TK/1998, pada 6 November 1998. 

Referensi:

  • Abidin, Andi Zainal (2017). Capita Selecta: Sejarah Sulawesi Selatan. Makassar: Social Politic Genius.
  • Patunru, Abdurrazak Daeng. (1983). Sejarah Wajo. Ujung Pandang: Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com