Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajaan Jenggala: Sejarah, Raja-raja, Keruntuhan, dan Peninggalan

Kompas.com - 18/06/2021, 13:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerajaan Jenggala adalah kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang pernah berdiri di Jawa Timur.

Kerajaan ini merupakan salah satu dari dua pecahan Kerajaan Kahuripan yang diperintah oleh Airlangga.

Ibu kota Kerajaan Jenggala adalah Kahuripan, yang terletak di lembah Gunung Penanggungan, sekitar Sidoarjo, Pasuruan, dan Mojokerto, Jawa Timur.

Kerajaan Jenggala berdiri pada tahun 1042, setelah Airlangga membagi wilayah kekuasannya menjadi dua.

Kerajaan Jenggala yang ibu kotanya terletak di Kahuripan diberikan kepada putranya, Mapanji Garasakan, sementara Kerajaan Panjalu atau Kediri yang berpusat di Daha diberikan kepada Sri Samarawijaya, sepupunya.

Kendati demikian, selama berdiri, dua kerajaan tersebut terus berselisih.

Inilah yang membuat usia Kerajaan Jenggala terbilang singkat, yakni hanya sekitar 90 tahun saja, karena harus menerima kekalahan dari Kerajaan Kediri.

Baca juga: Kerajaan Kediri: Berdirinya, Puncak Kejayaan, dan Peninggalan

Sejarah berdirinya Kerajaan Jenggala

Kerajaan Jenggala memiliki kaitan erat dengan Kerajaan Kahuripan dan Mataram Kuno periode Jawa Timur atau Kerajaan Medang.

Kahuripan adalah kerajaan turunan Kerajaan Medang yang diperintah oleh Raja Airlangga antara tahun 1019-1042.

Sejarah berdirinya Kerajaan Jenggala bermula saat Raja Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua kekuasaan, yaitu Kerajaan Jenggala untuk Mapanji Garasakan dan Kerajaan Panjalu atau Kediri untuk Sri Samarawijaya, putra Dharmawangsa Teguh (raja terakhir Kerajaan Medang).

Pembagian kerajaan dilakukan oleh Airlangga agar tidak terjadi perang saudara akibat perebutan takhta.

Dengan begitu, Kerajaan Jenggala resmi berdiri pada tahun 1042, dengan Mapanji Garasakan sebagai raja pertamanya.

Perkembangan Kerajaan Jenggala

Pada awal berdirinya, Kerajaan Jenggala mengalami pertumbuhan pesat dibandingkan dengan Kerajaan Panjalu.

Kesuksesan tersebut tidak terlepas dari peran Mapanji Garasakan, yang pandai mengatur pemerintahan dan aktif melakukan diplomasi ke berbagai wilayah.

Perkembangan Kerajaan Jenggala dapat dilihat dari berbagai bidang, seperti pemerintahan, ekonomi, dan budaya.

Dalam bidang ekonomi, kerajaan ini pernah menguasai jalur-jalur perdagangan sungai.

Baca juga: Kerajaan Mataram Kuno: Letak, Masa Kejayaan, dan Peninggalan

Keruntuhan Kerajaan Jenggala

Pembagian kerajaan oleh Airlangga ternyata tidak membawa penyelesaian.

Pasalnya, Kerajaan Jenggala dan Panjalu atau Kediri terus terlibat perang saudara karena sama-sama ingin menguasai.

Pada tahun 1130-an, Kerajaan Jenggala harus menyerah dan mengakui keunggulan Panjalu.

Berdasarkan Prasasti Ngantang, Kerajaan Jenggala ditaklukkan oleh Kerajaan Panjalu ketika berada di bawah kekuasaan Raja Jayabaya.

Sejak saat itu, Kerajaan Jenggala menjadi bawahan Kerajaan Panjalu atau Kediri.

Raja-raja Kerajaan Jenggala

Selama kurang lebih 90 tahun berdiri, terdapat tiga raja yang tercatat pernah berkuasa di Kerajaan Jenggala.

Berikut nama raja-raja Kerajaan Jenggala.

  • Mapanji Garasakan
  • Alanjung Ahyes
  • Samarotsaha

Peninggalan Kerajaan Jenggala

  • Prasasti Kembang Putih
  • Prasasti Malenga
  • Prasasti Turun Hyang II
  • Prasasti Sumengka
  • Candi Prada

 

Referensi:

  • Asiah, Nur. (2019). Ensiklopedia Kerajaan Indonesia Jilid 2. Jakarta: Mediantara Semesta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com