Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertempuran Ambarawa: Latar Belakang, Tokoh, Akibat, dan Akhir

Kompas.com - 22/05/2021, 16:17 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Pada 21 November 1945, pasukan Inggris yang berada di Magelang ditarik ke Ambarawa dan dilindungi oleh pesawat-pesawat udara.

Pertempuran mulai berkobar pada 22 November 1945, saat pasukan Inggris melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung di sekitar Ambarawa. 

Pasukan TKR bersama pasukan pemuda lain yang berasal dari Boyolali, Salatiga, dan Kartasura membentuk garis pertahanan sepanjang rel kereta api dan membelah Kota Ambarawa.

Dari arah Magelang, pasukan TKR dari Divisi V/Purwokerto di bawah pimpinan Imam Adrongi melakukan serangan fajar. 

Serangan ini bertujuan untuk memukul pasukan Inggris yang berkedudukan di Desa Pingit.

Pasukan Imam pun berhasil menduduki Pingit. 

Sementara itu, kekuatan di Ambarawa semakin bertambah dengan datangnya tiga batalion yang berasal dari Yogyakarta. 

Mereka adalah Batalio 10 Divisi X di bawah pimpinan Mayor Soeharto, Batalion 8 di bawah pimpinan Mayor Sardjono, dan Batalion Sugeng. 

Meskipun tentara Inggris sudah dikepung, mereka tetap mencoba menghancurkan kepungan tersebut. 

Kota Ambarawa dihujani dengan tembakan meriam. 

Untuk mencegah jatuhnya korban, TKR diperintahkan untuk mundur ke Bedono oleh masing-masing komandannya. 

Bala bantuan dari Resimen 2 dipimpin M. Sarbini dan Batalion Polisi Istimewa dipimpin Onie Sastoatmodjo serta Batalion dari Yogyakarta berhasil menahan gerakan musuh di Desa Jambu.

Di Desa Jambu terjadi rapat koordinasi dipimpin oleh Kolonel Holand Iskandar. 

Rapat ini menghasilkan terbentuknya suatu komando yang disebut Markas Pimpinan Pertempuran bertempat di Magelang.

Pada 26 November 1945, salah satu pimpinan pasukan harus gugur. Ia adalah Letnan Kolonel Isdiman, pemimpin pasukan asal Purwokerto. 

Posisinya pun digantikan oleh Kolonel Soedirman. 

Sejak saat itu, situasi pertempuran berubah semakin menguntungkan pihak TKR. 

Pada 5 Desember 1945, musuh berhasil terusir dari Desa Banyubiru. 

Baca juga: Ario Soerjo: Kehidupan, Kiprah, dan Tragedi Pembunuhan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com