Pada 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman mengadakan perundingan dengan mengumpulkan para komandan sektor.
Berdasarkan dari laporan para komandan sektor, Kolonel Soedirman menyimpulkan bahwa posisi musuh sudah terjepit.
Maka perlu segera dilancarkan serangan terakhir, yaitu:
Pada 12 Desember 1945, pasukan TKR bergerak menuju target masing-masing.
Dalam kurun waktu 1,5 jam, mereka sudah berhasil mengepung kedudukan musuh dalam kota. Kota Ambarawa dikepung selama empat hari empat malam.
Pasukan Inggris yang sudah merasa terdesak berusaha untuk memutus pertempuran.
Pada 15 Desember 1945, pasukan Inggris meninggalkan Kota Ambarawa dan mundur ke Semarang.
Tokoh atau pejuang yang gugur dalam Pertempuran Ambarawa pada 20 November 1945 sebagai upaya untuk mempertahankan kemerdekaan adalah Letkol Isdiman.
Letnan Kolonel Isdiman adalah perwira Tentara Keamanan Rakyat yang gugur dalam Pertempuran Ambarawa.
Isdiman lahir di Pontianak pada 12 Juli 1913.
Letkol Isdiman merupakan orang kepercayaan dari Kolonel Soedirman untuk mengatur siasat pertempuran di Ambarawa.
Letkol Isdiman menjadi pemimpin pasukan yang berasal dari Purwokerto.
Semasa perjuangannya, Isdiman sudah berusaha menunjukkan keberanian dan kemampuannya sebagai seorang pemimpin.
Namun, sewaktu menjalankan tugas, Isdiman harus gugur. Ia diberondong tembakan pesawat tempur RAF pada 26 November 1945.
Ia pun dibawa ke Magelang. Namun, Letkol Isdiman gugur dalam perjalanan menuju ke Magelang.
Referensi: