Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KH Mas Mansyur: Keluarga, Pendidikan, Kiprah, dan Akhir Hidup

Kompas.com - 20/05/2021, 17:12 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

Kemudian pada 1937, ia terpilih menjadi ketua umum Muhammadiyah melalui pemilihan pada Muktamar Muhammadiyah ke-26.

Sebenarnya, sebelum Mansyur, tokoh yang diusulkan untuk menjadi Pengurus Besar Muhammadiyah adalah Ki Bagoes Hadikoesoemo, anggota Muhammadiyah. 

Namun, ia menolak. Sejak saat itu, perhatian pun terarah kepada Mansyur.

Meskipun Mansyur juga sempat menolak, ia akhirnya setuju untuk menjadi Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah. 

Majelis Islam A'la Indonesia

Karena memiliki pengaruh yang luas, pemerintah kolonial pun menawarinya posisi di Het Kantoor van Inlandsche Zaken sebagai kepala lembaga urusan agama.

Namun, ia menolak. 

Mansyur justru berinisiatif untuk membentuk Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI) pada 25 September 1937. 

Tujuan didirikannya organisasi ini adalah untuk membantu para ulama di seluruh Indonesia dalam berjejaring dan membangun hubungan satu sama lain, baik fisik maupun spiritual.

PUTERA

Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) dibentuk oleh Jepang untuk mencapai kemenangan dalam Perang Asia Timur Raya. 

Organisasi ini dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan KH Mas Mansyur

Keempat tokoh ini dianggap Jepang sebagai kelompok yang paling berpengaruh di Indonesia.  

Pada 1944, Mansyur mengundurkan diri dari PUTERA karena kondisi kesehatannya yang memburuk.

Perjuangan KH Mas Mansyur

Selain aktif dalam berbagai organisasi politik, ia juga aktif dalam masyarakat.

Ia juga peduli terhadap nasib umat Islam di Nusantara. 

Perjuangan Mas Mansyur dalam membangkitkan kesadaran kebangsaan terlihat sejak ia bergabung dalam Sarekat Islam. 

Ia membentuk kelompok diskusi bernama Taswirul Afkar pada 1916 di Surabaya. 

Kelompok diskusi ini bertujuan untuk memajukan umat Islam, terutama kaum mudanya. 

Berawal dari diskusi ini, kemudian muncullah beberapa gagasan untuk mendirikan sebuah madrasah.

Madrasah ini bertujuan untuk menanamkan serta membangkitkan semangat patriotisme dan nasionalisme. 

Madrasah ini bernama Nadhlatul Wathan. Selain terjun ke organisasi politik dan sosial, Mas Mansyur juga tertarik dalam bidang jurnalistik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com