Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajaan Bali: Berdiri, Raja-raja, Kehidupan Sosial, dan Peninggalan

Kompas.com - 20/05/2021, 16:17 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Kehidupan ekonomi Kerajaan Bali

Untuk mencukupi kebutuhan rakyatnya, raja-raja Kerajaan Bali memusatkan perhatiannya pada sektor pertanian.

Berdasarkan sumber informasi berupa prasasti-prasasti, diketahui bahwa rakyatnya hidup dengan mengolah sawah, sawah kering, ladang, kebun, dan membuka ladang.

Sistem pertanian subak yang dikenal sekarang sudah dikembangkan masyarakat Bali sejak abad ke-11.

Selain itu, para petani juga mengembangkan peternakan dan perburuan.

Sementara golongan lainnya mengerjakan kerajinan seperti perhiasan emas, dan perak, serta alat-alat rumah tangga dan senjata.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Singasari

Kehidupan sosial Kerajaan Bali

Struktur masyarakat pada masa Kerajaan Bali didasarkan atas empat hal, yaitu pembagian golongan dalam masyarakat, pembagian warisan, kesenian, serta agama dan kepercayaan.

  1. Golongan masyarakat dibagi dua, yaitu caturwarna (empat kasta dalam agama Hindu) dan golongan luar kasta yang disebut jaba.
  2. Pembagian hak waris, anak laki-laki memiliki hak lebih besar dari perempuan.
  3. Kesenian, dibedakan antara seni keraton dan seni rakyat.
  4. Agama dan kepercayaan, masyarakat menyembah banyak dewa yang bukan hanya berasal dari dewa Hindu dan Buddha, tetap dari kepercayaan animisme.

Disamping itu, raja memberi kebebasan kepada rakyatnya untuk mengeluarkan pendapat mengenai kehidupan kerajaan.

Demikian juga dengan peraturan-peraturan lainnya, seperti perkawinan, kematian, warisan, budak, peternakan, dan perpindahan penduduk.

Peninggalan Kerajaan Bali

  • Prasasti Blanjong
  • Prasasti Panglapuan
  • Prasasti Gunung Panulisan
  • Prasasti-prasasti peninggalan Anak Wungsu
  • Pura Agung Besakih
  • Candi Padas
  • Candi Mengening
  • Candi Wasan

 

Referensi:

  • Prasetyo, Deni. (2009). Mengenal Kerajaan-Kerajaan Nusantara. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com