KOMPAS.com – Mayor Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan atau yang biasa disebut D.I. Pandjaitan adalah salah satu pahlawan revolusi Indonesia asal Sumatera Utara.
Saat Indonesia telah merdeka, D.I. Pandjaitan bersama dengan para pemuda lainnya membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Semasa perjuangan, D.I. Pandjaitan mencatat prestasi dengan berhasil membongkar rahasia pengiriman senjata dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk PKI.
D.I. Pandjaitan menjadi salah satu korban dari G30S/PKI.
Atas pengorbanannya ia dikukuhkan sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia.
Baca juga: Sahardjo: Kehidupan, Pendidikan, Karier Hukum, dan Akhir Hidupnya
Donald Isaac Pandjaitan atau D.I. Pandjaitan lahir di Balige, Tapanuli pada 19 Juni 1925.
Ia mengawali pendidikannya di bangku Sekolah Dasar.
Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama dan terakhir di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Sesudah tamat di SMA, saat itu Indonesia tengah dikuasai oleh Jepang.
Sewaktu D.I. Pandjaitan bergabung menjadi anggota militer, ia harus mengikuti latihan Gyugun atau PETA (Pembela Tanah Air), kesatuan militer bentukan Jepang, di Pekanbaru.
Selesai berlatih di sana, ia ditugaskan menjadi anggota PETA di Pekanbaru, Riau, sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Baca juga: Tan Malaka: Masa Muda, Perjuangan, Peran, dan Akhir Hidupnya
Badan Keamanan Rakyat terbentuk lima hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, yaitu pada 22 Agustus 1945.
Di hari itu, berita proklamasi baru sampai di telinga pemuda di Riua.
Residen Riau pun menghubungi Hasan Basri, kawan dekat D.I. Pandjaitan, agar turut membentuk BKR juga di Riau.
Tanpa menunggu lama, Pandjaitan bersama para pemuda lainnya pun bergabung dalam BKR di Riau.