Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bukti Keterlibatan Amerika Serikat dalam Gerakan PRRI dan Permesta

KOMPAS.com - Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) merupakan dua gerakan separatisme yang muncul setelah kemerdekaan Indonesia.

Gerakan Permesta dimulai dengan dicetuskan dan diproklamasikannya Piagam Permesta di Makassar pada 2 Maret 1957. Sedangkan PRRI dibentuk di Padang, Sumatera Barat, pada 15 Februari 1958.

Salah satu hal yang menyebabkan terjadinya pemberontakan PRRI dan Permesta adalah rasa kecewa para politisi dan perwira di Sumatera dan Sulawesi terhadap kebijakan pemerintah pusat Republik Indonesia, yang dinilai hanya melancarkan pembangunan di Jawa.

Gerakan PRRI dan Permesta sulit ditumpas dibanding pemberontakan lainnya, sebab ada keterlibatan asing, khususnya Amerika Serikat.

Lantas, apa bukti keterlibatan Amerika Serikat dalam gerakan separatis PRRI dan Permesta?

Bukti AS terlibat dalam PRRI dan Permesta

Gerakan separatis PRRI dan Permesta tidak hanya disebabkan oleh kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah pusat.

Kedekatan Presiden Soekarno dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang kian lama semakin dekat juga menimbulkan ketidaksukaan dari golongan anti-komunis dan pro-Barat yang berada di Sumatera dan Sulawesi.

Kekecewaan terhadap pemerintah pusat serta ketidaksukaan terhadap kedekatan Presiden Soekarno dengan PKI memicu sejumlah tokoh di Sumatera untuk bersatu dalam gerakan PRRI dan tokoh di Sulawesi dalam Permesta.

Keterlibatan pihak asing dalam pemberontakan PRRI dan Permesta, khususnya Amerika Serikat (AS) sangat beralasan.

Alasan politis Amerika membantu Permesta adalah membendung pengaruh komunis di Indonesia.

Pasalnya, saat itu Amerika Serikat sedang terlibat Perang Dingin dengan negara-negara komunis, utamanya Uni Soviet.

Amerika Serikat terlibat dalam pemberontakan PRRI dan Permesta dengan memberi bantuan terselubung berupa pesawat tempur, tentara, dana, amunisi, dan perlengkapan militer lainnya.

Salah satu bukti keterlibatan pihak asing dalam gerakan separatis PRRI/Permesta adalah tertangkapnya pesawat yang dikendalikan agen Central Intelligence Agency (CIA), Allen Pope.

Dukungan yang diberikan CIA dalam pemberontakan Permesta berupa 15 pesawat pengebom B-26 dan beberapa pesawat tempur P-51 Mustang.

Ketika Tentara Nasional Indonesia (TNI) melancarkan operasi militer untuk menumpas pemberontakan PRRI/Permesta, sebuah pesawat berhasil ditembak jatuh.

Ternyata, pesawat B-26 yang berhasil ditembak jatuh di Ambon pada 18 Mei 1958, dikendalikan oleh seorang agen CIA bernama Allen Lawrence Pope.

Berita Allen Pope, yang tertangkap dalam keadaan hidup, sampai ke markas besar CIA di AS pada hari yang sama.

Penangkapan Allen Pope menjadi bukti konkret adanya campur tangan asing, khususnya Amerika Serikat, dalam pemberontakan PRRI dan Permesta.

Setelah ditangkap, Allen Pope ditahan dan menjalani serangkaian persidangan di Indonesia.

Diketahui bahwa sebelum terjun dalam operasi rahasia bersama Permesta, Allen Pope dikirim ke Filipina untuk mengaburkan identitas pesawatnya.

Allen Pope mulai bergabung dengan Permesta pada 27 April 1958, dan beroperasi di bawah perwira militer lokal.

Setelah penangkapan Allen Pope, Amerika Serikat memutuskan untuk berhenti memberikan bantuan kepada Permesta.

Duta Besar AS Howard P Jones sempat mengatakan Allen Pope adalah tentara bayaran dan menyatakan penyesalannya atas keterlibatan warga AS.

Namun, pernyataan tersebut terbukti omong kosong, karena saat ditangkap, Allen Pope membawa sekitar 30 dokumen yang memberatkan, termasuk catatan penerbangannya.

Pada 29 April 1960, pengadilan militer menyatakan bahwa Allen Pope bersalah atas pembunuhan 17 anggota angkatan bersenjata Indonesia dan enam warga sipil.

Atas perbuatannya itu, Allen Pope dijatuhi hukuman mati. Namun, eksekusi tidak pernah terjadi.

Allen Pope hanya menjadi tahanan rumah selama Pemerintah AS bernegosiasi dengan Presiden Soekarno.

Setelah dua tahun tawar-menawar, Allen Pope akhirnya dibebaskan dan diterbangkan ke Amerika pada 2 Juli 1962.

Sekembalinya ke AS, Pope masih menerbangkan misi rahasia CIA di berbagai negara.

Referensi:

  • Wresniwiro. (2003). Kohanudnas Siaga Senantiasa. Yogyakarta: Percetakan AK Group.

https://www.kompas.com/stori/read/2024/04/05/220000279/bukti-keterlibatan-amerika-serikat-dalam-gerakan-prri-dan-permesta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke