Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lebih Dekat Mengenal Seto

Secara wayangomologis, tokoh bernama Seto dalam pewayangan Jawa alias Wayang Purwa juga dikenal dengan nama Arya Seta.

Ia ditampilkan ragawi gagah perkasa, serta berkulit putih bersih sebagai putra sulung Matsyapati raja Kerajaan Wirata.

Seto menikah dengan bidadari bernama Kanekawati, putri Narada yang pernah turun ke dunia menyamar sebagai raja bernama Kanekanata.

Perkawinan ini terjadi berkat bantuan Abyasa yang sempat berperan sebagai raja sementara di Hastinapura.

Adapun Abyasa adalah kakek para Pandawa dan Korawa yang di India dihormati sebagai penulis Mahabharata.

Arya Seta juga tersohor sakti-mandraguna memiliki ajian bernama Narantaka. Konon, barangsiapa terkena pukulannya pasti akan segera binasa saat itu juga.

Ilmu kesaktian dahsyat Narantaka kemudian diwariskan kepada Gatotkaca, putra Bima, atau cicit Abyasa yang berguru kepadanya.

Versi pewayangan yang merujuk kepada naskah Bharatayuddha, antara lain mengisahkan bahwa panglima perang pihak Pandawa yang semula dipilih sebelum Drestayuwana adalah Seto.

Sama halnya dengan versi-versi yang lainnya, Arya Seta dikisahkan gugur di tangan Bisma, setelah kematian kedua adiknya, yaitu Utara dan Wratsangka.

Kembali ke Prof Seto, kepada beliau saya sempat bertanya bagaimana riwayatnya sehingga nama beliau adalah Seto, padahal saudara kembar beliau bernama Kresno.

Secara runtun Prof Seto berkisah bahwa semula tidak diduga bahwa yang dilahirkan oleh ibunda beliau adalah bayi kembar.

Karena bayi kembar yang pertama dilahirkan berkulit hitam, sementara yang menyusul dilahirkan berkulit putih, maka kedua bayi kembar itu diberi nama berdasar bukan kekembaran namun warna kulit.

Bayi hitam diberi bama Kresno karena memang tampil sejak masa kanak-kanak seperti Kresna Muda bernama Narayana berkulit hitam.

Bayi berkulit putih diberi nama Seto yang memang selalu ditampilkan dengan warna kulit putih seperti Hanuman.

Menurut pendapat saya yang sama dengan pendapat masyarakat Indonesia, pada hakikatnya nama Seto sebagai kesatria sakti mandraguna memang tepat bagi Prof Seto Mulyadi.

Saya mengenal sosok Kak Seto sebagai seorang kesatria sakti mandraguna yang keluhuran budi pekertinya sudah teruji sebagai tokoh cendekiawan merangkap tokoh pelindung anak-anak tiada dua di persada Nusantara masa kini.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/12/03/150000479/lebih-dekat-mengenal-seto-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke