Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Peninggalan Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai didirikan oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti, yang berkuasa pada 1300 hingga 1325 M.

Seiring berjalannya waktu, Kerajaan Kutai berubah menjadi kesultanan Islam pada 1575, saat dipimpin oleh Aji Raja Mahkota Mulia Alam.

Sejak saat itu, Kerajaan Kutai pun berubah menjadi Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.

Kemunduran Kerajaan Kutai sendiri mulai terlihat setelah menjadi bawahan Kesultanan Banjar.

Terlebih, pada 1825, Kerajaan Kutai diikat secara resmi oleh Belanda.

Sewaktu runtuh, Kerajaan Kutai meninggalkan sejumlah benda-benda bersejarah.

Adapun 4 peninggalan Kerajaan Kutai adalah:

  1. Prasasti Yupa
  2. Pedang Sultan Kutai
  3. Kura-kura Emas
  4. Kalung Ciwa

Prasasti Yupa

Penemuan 7 buah prasasti menjadi salah satu bukti keberadaan Kerajaan Kutai.

Yupa adalah sejenis tiang batu yang bertuliskan tentang sejarah Kerajaan Kutai, ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.

Isi dari Prasasti Yupa mengisahkan tentang sebuah kerajaan Hindu yang terletak di wilayah Muara Kaman, hulu Sungai Mahakam, tepatnya di Kalimantan Timur.

Secara garis besar, Prasasti Yupa mengisahkan tentang latar belakang Kerajaan Kutai yang didasarkan pada kehidupan sosial, politik, dan budaya para pemimpinnya.

Salah satu Prasasti Yupa yang saat ini disimpan di Museum Nasional adalah Prasasti Muarakaman III.

Pedang Sultan Kutai

Pedang Sultan Kutai atau Pedang Kalimantan merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Kutai dari abad ke-13.

Pedang Sultan Kutai ini terbuat dari emas dan batu mulia.

Lalu, pada bagian gagangnya terdapat ukiran harimau yang juga dihiasi dengan berbagai jenis batu mulia khas Kalimantan.

Selain itu, pada bagian ujung pedang juga ada hiasan berupa seekor buaya.

Sama seperti Prasasti Yupa, Pedang Sultan Kutai dapat dilihat langsung di Museum Nasional.

Kura-kura emas

Kura-kura emas merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Kutai yang cukup unik.

Kura-kura ini dapat dilihat langsung di Museum Mulawarman.

Dulunya, kura-kura emas pertama kali ditemukan di area Long Lalang, hulu Sungai Mahakam, yang besarnya mencapai setengah kepalan tangan.

Berdasarkan sejarah, kura-kura emas ini merupakan salah satu persembahan dari Kerajaan Cina untuk Aji Bidara Putih, salah satu putri dari Kerajaan Kutai.

Kura-kura emas ini dijadikan sebagai bukti bahwa ada pangeran yang ingin mempersunting putri kerajaan.

Kalung Ciwa

Kalung Ciwa pertama kali ditemukan di sekitar Danau Lipan, Muara Kaman pada 1890, tepatnya pada masa kepemimpinan Sultan Aji Muhammad Sulaiman.

Sampai saat ini, Kalung Ciwa masih terus digunakan sebagai perhiasan kerajaan, sekaligus juga digunakan saat acara penobatan sultan baru.

Referensi:

  • Nasution, Toni. (2022). Pendidikan Pancasila. Medan: Merdeka Kreasi Group.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/10/26/160000579/4-peninggalan-kerajaan-kutai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke