Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Kesultanan Banten Menyerang Kerajaan Pajajaran?

Kerajaan Pajajaran yang berpusat di Pakuan (sekarang Bogor) berhasil mencapai emasnya pada 1482 hingga 1521.

Akan tetapi, keberhasilan ini tidak berlangsung lama.

Sebab, pada 1579, Kerajaan Pajajaran mengalami keruntuhan.

Salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Pajajaran adalah diserang oleh Kesultanan Banten.

Apa alasan Kesultanan Banten menyerang Kerajaan Pajajaran?

Saling berbatasan langsung

Alasan Kesultanan Banten menyerang Kerajaan Pajajaran karena Kesultanan Banten berbatasan langsung dengan wilayah Kerajaan Pajajaran, di mana keduanya memiliki perbedaan pandangan serta kepercayaan.

Kondisi ini membuat Kesultanan Banten khawatir kekuasaannya akan direbut oleh Kerajaan Pajajaran.

Oleh sebab itu, Kesultanan Banten memutuskan untuk menyerang Kerajaan Pajajaran.

Melemahnya internal Kerajaan Pajajaran

Tahun demi tahun berjalan, Raja Pajajaran juga mulai berganti, yang ternyata semakin melemahkan kerajaan secara internal.

Sebab, pengaruh para raja sudah tidak lagi dihiraukan oleh masyarakat karena sudah tidak ada kepedulian untuk menyejahterakan rakyatnya.

Terlebih, dukungan kerajaan-kerajaan kecil di bawah kekuasaannya juga sudah mulai hilang.

Keadaan yang tidak terkendali ini tentu membahayakan Kerajaan Pajajaran.

Tidak hanya itu, kondisi ini juga dimanfaatkan oleh Kesultanan Banten untuk menyerang Kerajaan Pajajaran.

Diketahui bahwa serangan Kesultanan Banten terhadap Kerajaan Pajajaran dibagi menjadi tiga gelombang.

Pada serangan pertama, kondisi internal Kerajaan Pajajaran sudah buruk, di mana Ratu Dewata memilih untuk lebih sering bertapa.

Menurut norma kehidupan zaman itu, tidaklah tepat bagi seorang raja untuk lebih banyak bertapa, karena seharusnya ia fokus memerintah dengan baik.

Selain itu, menurut sejarawan, tapa-brata juga hanya boleh dilakukan setelah raja turun tahta.

Penulis Carita Parahyangan menilai bahwa kealiman Ratu Dewata itu disebabkan karena ia tidak berani menghadapi kenyataan di mana kerajaannya terus melemah semasa pemerintahannya.

Lebih lanjut, pada masa kepemimpinan Ratu Sakti, ia dikenal sebagai pemimpin yang sangat keji.

Bukannya memimpin dengan dengan baik dan benar, Ratu Sakti malah menyengsarakan rakyatnya.

Alhasil, pada masa pemerintahan Prabu Nilakendra, kondisi Kerajaan Pajajaran sudah semakin hancur.

Rakyat mengalami kelaparan dan sudah tidak percaya lagi dengan kerajaan.

Kondisi Kerajaan Pajajaran yang sudah semakin melemah ini dimanfaatkan oleh Kesultanan Banten untuk memperluas wilayah kekuasaannya dan menggulingkan Kerajaan Pajajaran.

Referensi:

  • El-Jaquene, Fery Taufiq. (2020). Hitam Putih Pajajaran. Yogyakarta: Araska Publisher.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/10/26/140000279/mengapa-kesultanan-banten-menyerang-kerajaan-pajajaran-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke