Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

9 Koin Kuno Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia

Pada masa itu, kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia mengeluarkan uang dalam bentuk koin sebagai alat pembayaran.

Koin-koin yang ditemukan jauh setelah kerajaan runtuh pun menjadi peninggalan Islam sebagai bukti bahwa Islam sudah berkembang di Indonesia.

Berikut ini beberapa koin peninggalan kerajaan Islam yang masih ada sampai sekarang.

Koin emas Kerajaan Samudera Pasai

Koin emas peninggalan sejarah Islam umumnya bertuliskan nama sultan yang berkuasa dalam huruf Arab, sebagaimana koin dari era Kerajaan Samudera Pasai.

Koin emas Kerajaan Samudera Pasai disebut dirham.

Dirham tertua dari Kerajaan Samudera Pasai yang ditemukan berasal dari era Sultan Muhammad Malik Az-Zahir, yang memerintah antara 1297-1326.

Selain itu pernah ditemukan koin dari era Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1346-1383) dan beberapa sultan setelahnya.

Koin emas Kerajaan Aceh

Koin-koin emas peninggalan Kerajaan Aceh, yang juga disebut dirham, pernah ditemukan dalam jumlah banyak pada 2013.

Koin sejumlah 300 keping tersebut ditemukan di sekitar tambak warga dan alur sungai di Gampong Pande, Kecamatan Kuta Raja, Banda Aceh.

Setelah diteliti, koin-koin tersebut berasal dari masa pemerintahan lima sultan yang memerintah Kerajaan Aceh sebelum abad ke-16.

Mata uang ini merupakan mata uang China yang lazim digunakan di wilayah Kesultanan Banten.

Keberadaan uang Kasha pernah dicatat dalam tulisan Tome Pires, penjelajah dari Portugis yang singgah di Pulau Jawa, tepatnya di Banten pada 1513.

Mata uang Kasha berbentuk bulat kecil-kecil dan memiliki lubang segi enam atau heksagonal.

Uang ini pertama kali dibuat oleh Kerajaan Banten pada sekitar 1550-an hingga 1596.

Koin emas Kerajaan Jambi

Pada abad ke-17, Kesultanan Jambi tela membuat mata uang sendiri dari koin.

Uang Kerajaan Jambi yang pernah ditemukan pada sisi belakangnya bertuliskan Arab “Sanat 1256” dan pada sisi depan bertuliskan “Cholafat al Mukmin”.

Mata uang Kerajaan Gowa-Tallo

Melansir laman Kemdikbud, Kerajaan Gowa-Tallo mengedarkan mata uang dari emas yang disebut Dinara/Jinggara.

Salah satunya dikeluarkan atas nama Sultan Hasanuddin yang memerintah antara tahun 1653-1669.

Di samping itu, beredar pula uang dari bahan campuran timah dan tembaga yang disebut kupa.

Mata uang Kesultanan Palembang

Kesultanan Palembang mengedarkan dua jenis mata uang dari tembaga dan timah.

Salah satu jenis memiliki lubang di tengah (piti teboh) dan satunya tanpa lubang (piti buntu).

Mata uang ini kebanyakan dibuat pada masa pemerintahan Sultan Najamuddin pada abad ke-18.

Mata uang Kerajaan Cirebon

Sultan dari Cirebon pernah mengedarkan mata uang yang pembuatannya dipercayakan kepada orang Tionghoa.

Uang Kerajaan Cirebon terbuat dari timah yang sangat tipis dengan lubang segi empat atau bundar di tengahnya. Mata uang yang disebut picis ini dibuat sekitar abad ke-17.

Mata uang kerajaan Sumenep

Salah satu bentuk peninggalan masa peradaban Islam berupa uang yang unik berasal dari Sumenep, Madura.

Uang kerajaan Sumenep berasal dari uang asing yang kemudian diberi cap “Sumenep” dengan aksara Arab.

Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa kerajaan-kerajaan Islam saat itu berperan aktif dalam kegiatan niaga di Nusantara, sehingga uang-uang kerajaan beredar seiring dengan mata uang asing, bahkan bisa dipertukarkan.

Mata uang Kerajaan Banjar

Mata uang yang beredar di Kesultanan Banjar terbuat dari tembaga dan disebut doit.

Kerajaan Banjar memanfaatkan uang VOC yang salah cetak, kemudian mengisi sisi yang lain dengan gambar perisai dan tulisan Arab berbunyi "Banjarmasin".

https://www.kompas.com/stori/read/2023/07/22/120000379/9-koin-kuno-peninggalan-sejarah-islam-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke