Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Demak Mengirimkan Ekspedisi Militer ke Banten

Letak Kerajaan Demak berada di pesisir pantai utara Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Demak.

Demak berkembang pesat sebagai pusat penyebaran Islam dan kerajaan maritim ketika diperintah oleh Sultan Trenggono (1521-1546).

Di masa itu pula, Kerajaan Demak mengirimkan ekspedisi militernya ke bagian barat Pulau Jawa, termasuk Banten, di bawah pimpinan Fatahillah.

Mengapa Demak mengirimkan ekspedisi militer ke Banten di bawah pimpinan Fatahillah?

Alasan Demak mengirimkan ekspedisi militer ke Banten

Alasan Demak mengirimkan ekspedisi militer ke Banten di bawah pimpinan Fatahillah adalah untuk membendung pengaruh Portugis di Jawa bagian barat.

Untuk itu, Kerajaan Demak mengirim Fatahillah untuk menggagalkan rencana kerja sama antara Portugis dan Pajajaran.

Selain itu, latar belakang ekspedisi tersebut adalah Kerajaan Demak ingin memperluas pengaruhnya di kawasan pesisir barat Pulau Jawa.

Upaya Kerajaan Demak untuk membendung ekspansi bangsa Portugis tidak hanya dilakukan satu kali.

Pada 1511, Portugis berhasil merebut Malaka dan ingin segera melebarkan kekuasaannya sampai ke Maluku, yang dikenal sebagai kepulauan penghasil rempah-rempah.

Dengan berkuasa di Malaka, Portugis otomatis menguasai jalur pelayaran dan perdagangan yang penting di dunia.

Keberadaan Portugis tidak hanya menjadi penghalang Kesultanan Demak yang menjalankan perdagangan dengan Malaka, tetapi juga mematikan perdagangan kaum Muslim Indonesia.

Di samping itu, kedatangan bangsa Portugis juga menyebarkan agama Katolik, yang dianggap menghalangi perkembangan Islam di Nusantara.

Karena sebab-sebab itulah, Kesultanan Demak mengirim armadanya ke Malaka pada 1513 dan 1521, di bawah pimpinan Pati Unus untuk menggempur kedudukan Portugis.

Namun upaya Demak gagal, bahkan Portugis berani datang ke Jawa pada 1522 untuk memenuhi undangan dari penguasa Kerajaan Pajajaran yang ingin melakukan kerja sama.

Kerajaan Pajajaran memilih bersekutu dengan Portugis karena merasa terancam dengan kekuatan Islam di pesisir Pulau Jawa.

Dalam perjanjian di antara dua pihak itu, disebutkan bahwa Portugis diizinkan untuk membangun loji di Sunda Kelapa, Jakarta.

Kesultanan Demak menganggap kerjasama itu sebagai ancaman, dan segera melancarkan serangan di bawah pimpinan Fatahillah.

Fatahillah diberikan kuasa atas ribuan prajurit untuk meluaskan pengaruh Kerajaan Demak dan menghalau ekspansi Portugis.

Dalam perjalanannya ke ujung barat Pulau Jawa, Fatahillah singgah di Kesultanan Cirebon untuk menggabungkan kekuatannya.

Fatahillah diperkirakan membawa 20 kapal yang mengangkut sekitar 1.500 pasukan di bawah pimpinannya.

Ekspedisi itu mulai dilancarkan pada 1526 di sekitar Banten dan berakhir pada 22 Juni 1527 di Sunda Kelapa.

Sebelum Portugis sempat mengambil manfaat dari perjanjian dengan mendirikan pos perdagangan, pelabuhan Banten dan Sunda Kelapa telah diduduki oleh orang-orang Islam pimpinan Fatahillah.

Setelah berhasil mengusir Portugis, Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta.

Penaklukkan Fatahillah atas Sunda Kelapa pada 22 Juni 1527 kemudian diperingati sebagai hari jadi Jakarta.

Peristiwa itu menandai akhir perlawanan Demak terhadap Portugis.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/06/17/180000779/alasan-demak-mengirimkan-ekspedisi-militer-ke-banten

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke