Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Pompeii Disebut Kota Maksiat?

Melansir History, jutaan ton abu vulkanik yang dimuntahkan Gunung Vesuvius menyelimuti kota hingga membuat Pompeii gelap gulita.

Peristiwa tersebut menewaskan lebih dari 10.000 orang dan Pompeii pun dibiarkan terkubur di bawah abu selama ratusan tahun.

Dahsyatnya dampak letusan Gunung Vesuvius membuat Pompeii disebut terkena azab karena menjadi kota maksiat.

Lantas, apa dosa Kota Pompeii hingga disebut sebagai kota maksiat?

Kenapa Pompeii disebut kota maksiat?

Kota Pompeii disebut kota maksiat karena di wilayahnya banyak praktik prostitusi dan perilaku seks menyimpang.

Letak Kota Pompeii sekarang berada di selatan Napoli, masuk dalam wilayah Campania, Italia.

Kota Pompeii ditemukan kembali pada 1748 setelah tenggelam dalam abu sejak peristiwa letusan Gunung Vesuvius pada 79 Masehi.

Saat ditemukan, banyak bangunan, artefak, dan kerangka manusia yang masih utuh.

Temuan-temuan tersebut tidak hanya menampilkan karya arsitektur menakjubkan, tetapi juga membantu mengungkap kehidupan sehari-hari masyarakat Kota Pompeii sebelum hancur, yang suka memamerkan kemewahan dan suka bermaksiat.

Banyak artefak erotis yang sangat eksplisit dalam bentuk lukisan, patung, peralatan rumah tangga, dan relief pada dinding ataupun jalanan.

Di seluruh wilayah Kekaisaran Romawi Kuno, praktik prostitusi memang legal, tetapi Pompeii menawarkan sesatu yang lebih.

Melansir Daily Mail, diperkirakan ada 35 rumah bordil di wilayah Pompeii.

Jumlah rumah bordil tersebut tergolong banyak, mengingat Pompeii hanya seluas 12 kilometer persegi dengan populasi sekitar 15.000 orang.

Tidak sedikit bangunan di seluruh kota yang dihiasi relief berupa penggambaran seks yang gamblang.

Untuk menuju rumah bordil, di jalanan Pompeii diberi petunjuk arah berupa pahatan phallus atau bentuk kelamin laki-laki.

Simbol tersebut untuk mengarahkan orang asing yang mungkin mabuk berat atau tidak bisa berbicara bahasa lokal.

Praktik prostitusi biasanya dilakukan oleh para budak, yang memasang tarif sangat murah.

Daftar harga yang ditemukan di sebuah rumah bordil menunjukkan bahwa tarif praktik prostitusi di Pompeii jauh lebih murah daripada di wilayah Kekaisaran Romawi lainnya.

Dengan membayar setara harga seperempat gelas anggur, setiap laki-laki yang datang ke Pompeii sudah bisa memesan pelacur.

Pada salah satu dinding aula, ditemukan tulisan yang artinya, "Jika anda mencari pelukan manis di kota ini, semua gadis di sini tersedia".

Penemuan grafiti menunjukkan bahwa homoseksualitas dan pemerkosaan anak juga menjadi hal biasa di Pompeii.

Temuan-temuan itulah yang membuat Pompeii dijuluki kota maksiat, terlepas dari arsitekturnya yang megah dan keberagaman karya seninya.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/04/24/110000279/kenapa-pompeii-disebut-kota-maksiat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke