Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

RM Goembrek, Pendiri Budi Utomo Keturunan Pejabat Keresidenan Bagelen

Ia merupakan keturunan pejabat teras (pejabat tinggi) di Keresidenan Bagelen di Jawa Tengah.

Karena latar belakang keluarganya itu, RM Goembrek berperan penting dalam melakukan pendekatan dengan bupati-bupati untuk mendukung organisasi Budi Utomo.

Berikut biografi singkat RM Goembrek.

Keturunan pejabat teras Keresidenan Bagelen

Melansir laman Kemdikbud, Raden Mas Goembrek lahir pada 28 Juni 1885 dari pasangan RM Padmokoesoemo dan RA Marsidah.

RM Goembrek merupakan keturunan pejabat teras (pejabat tinggi) di Keresidenan Bagelen di Jawa Tengah.

Bekas wilayah Keresidenan Bagelen saat ini meliputi Purworejo, Kebumen, sebagian Banyumas, dan Cilacap.

Ayahnya pernah menjabat Asisten Wedana Purwodadi Kawedanan Jenar, kemudian diangkat menjadi Wedana Kebumen.

Baik dari pihak ayah dan ibunya, kakek serta kakek buyut RM Goembrek adalah mantan bupati di Keresidenan Bagelen.

Pada masa penjajahan Belanda, suksesi bupati memang umumnya berdasarkan atas asas keturunan.

Oleh karena itu, keluarga RM Goembrek dapat mendominasi jabatan daerah yang penting di Keresidenan Bagelen secara turun-temurun.

Diharapkan menjadi pangreh praja

Masa kecil RM Goembrek dihabiskan di Kebumen, karena saat itu ayahnya menjadi wedana Kebumen.

Ketika masuk sekolah dasar, RM Goembrek mulai tinggal bersama pamannya karena ELS (Eropeeshe Lagere School) hanya terdapat di ibu kota keresidenan, yakni di Purworejo.

Setelah lulus ELS pada 1901, ia mengikuti ujian matrikulasi dan lolos masuk sekolah kedokteran STOVIA pada 25 Januari 1902.

Sebenarnya, ayahnya menginginkan agar RM Goembrek menjadi pangreh praja.

Saat itu, pangreh praja masih menjadi favorit para orang tua karena ketidakpastian karier dokter di masa depan.

Terlebih, keturunan bupati sepertinya memiliki privilese apabila ingin menjadi pangreh praja.

Namun, RM Goembrek memilih untuk mengikuti jejak kakaknya menjadi dokter.

Peran RM Goembrek di Budi Utomo

Semangat nasionalisme RM Goembrek tumbuh sejak masuk STOVIA dan bergabung dengan kelompok Soetomo.

Dari kelompok itulah, ia sering mengikuti diskusi terkait masalah kebangsaan dan menjadi salah satu orang yang setia di sisi Soetomo.

Akhirnya, pada 20 Mei 1908, RM Goembrek bersama Soetomo, Mohammad Soelaiman, Soeradji Tirtonegoro, Moehammad Saleh, Gondo Soewarno, Gunawan Mangoenkoesoemo, M. Soewarno, dan Angka Prodjosoedirdjo, mendirikan Budi Utomo.

Selain dikenal sebagai pendiri Budi Utomo, RM Goembrek juga duduk dalam kepengurusan sebagai komisaris.

Pada awal terbentuknya Budi Utomo, para pendirinya sibuk mencari dukungan untuk organisasinya.

Mengingat latar belakang keluarganya, RM Goembrek pun melakukan pendekatan dengan bupati-bupati agar mendukung organisasi Budi Utomo.

Berkat kerja keras para tokoh, Budi Utomo sukses menggelar Kongres Budi Utomo Pertama pada 3-5 Oktober 1908 di Yogyakarta, yang dihadiri oleh 300 peserta, termasuk para bangsawan dan bupati.

Menjadi dokter bumiputra

Pada sekitar tahun 1910, RM Goembrek diterjunkan ke medan wabah pes di Malang, Jawa Timur, yang kekurangan tenaga medis.

Ia kemudian dilantik menjadi dokter bumiputra tanpa ujian pada 11 April 1911.

Selanjutnya, dr. RM Goembrek mengikuti program ikatan dinas selama sepuluh tahun pada pemerintah Hindia Belanda.

Setelah sepuluh tahun berlalu, ia masih menjadi pegawai pemerintah dan tidak membuka praktik sendiri.

Selama menjadi dokter bumiputra di bawah pemerintah Hindia Belanda, RM Goembrek pernah bertugas di 34 kota.

Pada masa penjajahan Jepang, RM Goembrek diangkat menjadi pegawai negeri Keresidenan Banyumas, sebagai Pemimpin PPPOK (Poesat Pertjontohan dan Pendidikan tentang Oesaha Kesehatan).

Jabatan tersebut terus dipercayakan kepadanya hingga tahun 1948.

Setelah penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia, RM Goembrek ditetapkan sebagai pegawai upah bulanan Dokter Kelas 1 Sementara, Sanatorium Karangmangu.

Kemudian pada 3 Maret 1952, ia ditunjuk sebagai Pemimpin Sanatorium Karangmangu.

Sejak 18 Desember 1955 hingga 21 Desember 1956, RM Goembrek merangkap sebagai pemimpin RSU Banyumas.

Sepanjang masa tuanya, dr. RM Goembrek mengabdikan diri sebagai dokter di RSU Banyumas.

Pengabdian di bidang kedokteran baru terhenti ketika RM Goembrek wafat pada 19 Januari 1968 dalam usia 82 tahun.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/03/26/090000579/rm-goembrek-pendiri-budi-utomo-keturunan-pejabat-keresidenan-bagelen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke