Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Akibat Campur Tangan Belanda dalam Kerajaan Banten

Di saat yang sama, kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa menandai masuknya pengaruh pemerintah kolonial Belanda di dalam kerajaan.

Namun, pengaruh Belanda tidak masuk atas restu Sultan Ageng Tirtayasa, tetapi melalui putranya yang bernama Sayyidi Syeikh Maulana Mansyuruddin atau Sultan Haji.

Sultan Haji berhasil dihasut oleh Belanda, yang membuka jalan bagi VOC untuk ikut campur dalam urusan internal Kerajaan Banten.

Lantas, apa dampak dari Belanda mencampuri urusan internal Kerajaan Banten?

Dampak campur tangan Belanda

Taktik Belanda melalui VOC untuk melibatkan diri ke dalam elite kerajaan yang tengah berkonflik diterapkan di banyak wilayah Nusantara, Banten hanya salah satunya.

Bagi VOC, Banten dianggap strategis. Di samping menjadi bandar pengekspor lada terbesar di Jawa pada abad ke-17, lokasinya yang dekat dengan Batavia dianggap berpotensi mengancam kedudukan VOC.

Kondisi tersebut diperkuat oleh fakta bahwa Sultan Ageng Tirtayasa merupakan pemimpin Banten yang gigih memerangi pemerintah Belanda.

Oleh karena itu, ketika terdeteksi adanya krisis internal di Kerajaan Banten yang disebabkan oleh merenggangnya hubungan antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji, Belanda cepat bergerak.

Belanda menghasut Sultan Haji, yang membuat putra Sultan Ageng Tirtayasa ini membelot dan bekerja sama dengan VOC.

Sejak saat itu, Belanda mulai mengintervensi urusan-urusan Kerajaan Banten.

Berikut ini beberapa akibat ikut campurnya Belanda dalam urusan internal Kerajaan Banten.

Terjadi perebutan kekuasaan yang berakibat lengsernya Sultan Ageng Tirtayasa

Campur tangan Belanda dalam urusan internal Kerajaan Banten mengakibatkan terjadinya perebutan kekuasaan antara Sultan Haji dan Sultan Ageng Tirtayasa.

Dengan bantuan Belanda, Sultan Haji akhirnya bertakhta di Kerajaan Banten dan mendepak ayahnya sendiri.

Sedangkan Sultan Ageng Tirtayasa tidak hanya lengser dari Kerajaan Banten, tetapi diasingkan oleh Belanda hingga akhir hayatnya.

Kerajaan Banten kehilangan kedaulatannya

Pengangkatan Sultan Haji harus dibayar mahal oleh Kerajaan Banten. Pasalnya, bantuan dari Belanda untuk merebut kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa disertai beberapa persyaratan yang sangat merugikan kerajaan.

Persyaratan tersebut di antaranya:

  • Cirebon diserahkan kepada VOC
  • VOC diperbolehkan untuk memonopoli perdagangan lada di Banten dan para pedagang lain harus diusir
  • Jika perjanjian dilanggar, Banten harus membayar 600.000 ringgit kepada VOC
  • Pasukan Banten yang menguasai daerah pantai dan pedalaman Priangan harus ditarik

Masa kekuasaan Sultan Haji menandai kemunduran kerajaan, bahkan dapat dikatakan Kerajaan Banten telah kehilangan kedaulatannya.

Meski Sultan Haji berstatus sebagai Sultan Banten, tetapi pengambilan keputusan tetap harus melalui persetujuan Belanda.

Dengan kata lain, Sultan Haji hanyalah lambang atau raja boneka, sementara kekuasaan yang sebenarnya dipegang oleh Belanda.

Memicu perlawanan rakyat Banten terhadap VOC yang dipelopori ulama

Di wilayah Kerajaan Banten, hubungan antara sultan dengan para ulama terjalin sangat harmonis.

Namun, ketika Sultan Haji naik takhta dan berada di bawah kendali Belanda, para ulama memilih bersikap nonkooperatif.

Di bawah kekuasaan Sultan Haji, penderitaan rakyat Banten semakin berat.

Dengan kondisi demikian, sangat wajar apabila pemerintahan Sultan Haji diwarnai banyak kerusuhan, pemberontakan, dan kekacauan di segala bidang.

Setelah Sultan Haji meninggal, pengangkatan sultan Banten dilakukan atas persetujuan Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Batavia.

Hal itulah yang membuat kemarahan rakyat memuncak dan menjadi penyebab perlawanan Banten terhadap VOC yang dipelopori oleh para ulama.

Kerajaan Banten dihapus

Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC berlangsung hingga awal abad ke-19. Perlawanan rakyat mengakibatkan ketidakstabilan pemerintahan kerajaan.

Puncaknya, Gubernur Jenderal Daendels menyatakan bahwa wilayah Kesultanan Banten dilebur ke dalam wilayah Hindia Belanda.

Pada akhirnya, Kesultanan Banten resmi dihapus oleh Inggris pada 1813.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/11/01/230000679/akibat-campur-tangan-belanda-dalam-kerajaan-banten

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke