Kondom, Bagian dari Sejarah Olimpiade

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondom menjadi bagian sejarah perhelatan Olimpiade.

Dua sumber literatur dari Kompas.com yakni "Olimpiade dan "Tradisi" Bagi Kondom" pada 25 Juni 2021 dan tulisan "Olimpiade Tokyo Bagikan Banyak Kondom pada Atlet, Tapi Tak Boleh Dipakai" 20 Juni 2021 menyebut alasan ini.

Pembagian kondom kepada atlet maupun panitia serta pesohor Olimpiade bertujuan memudahkan bagi siapa saja yang ingin bersebadan.

Pembagian kondom memungkinkan mereka yang ingin bersetubuh dapat melaksanakannya secara aman selama perhelatan olahraga berjalan.

Kampanye

Pembagian kondom selama Olimpiade juga merupakan kebijakan Komite Olimpiade Internasional (IOC) menjalankan kampanye penyadaran bahayanya HIV serta AIDS.

Khusus pada Olimpiade Musim Panas Tokyo 2020 yang diselenggarakan pada 2021 lantaran pandemi Covid-19, ada kebijakan khusus.

Sebanyak 160.000 kondom pada Olimpiade Tokyo 2020 tidak boleh dipakai.

Kondom-kondom itu hanya menjadi suvenir Olimpiade Tokyo 2020.

Pasalnya, protokoler pencegahan meluasnya pandemi Covid-19 melarang hubungan seksual selama Olimpiade Tokyo 2020 berjalan.

Atlet yang melanggar kebijakan pelarangan pemakaian kondom akan mendapat sanksi diskualifikasi bahkan dipulangkan saat Olimpiade Tokyo 2020 berlangsung.

Sejarah

Kondom dibagikan gratis kali pertama dalam sejarah pada Olimpiade Musim Panas Seoul, Korea Selatan 1988.

Berikutnya adalah di Olimpiade Musim Dingin Lillehammer, Norwegia 1988.

Selanjutnya, di Olimpiade Musim Panas Sydney, Australia 2000.

Lalu, di Olimpiade Musim Dingin Vancouver, Kanada 2010.

Lantas, di Olimpiade Musim Panas Rio de Janeiro, Brasil 2016.

Kemudian, di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, Korea Selatan 2018.