Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kehidupan Perekonomian Kerajaan Sriwijaya

Sebagai kerajaan maritim, kehidupan perekonomian Sriwijaya banyak bergantung dari pelayaran dan perdagangan laut.

Pada masa kejayaannya, kerajaan yang berpusat di tepian Sungai Musi atau sekitar Kota Palembang, Sumatera Selatan, ini pengaruhnya melebihi kawasan Nusantara.

Kerajaan Sriwijaya bahkan berhasil menguasai perdagangan nasional dan internasional.
Berikut ini kehidupan perekonomian Kerajaan Sriwijaya.

Kehidupan ekonomi Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya kehidupan ekonominya berkembang pesat berkat letaknya yang sangat strategis.

Lokasinya yang berada di tepi Sungai Musi dan tidak jauh dari Selat Malaka membuat Sriwijaya berada di daerah lintasan pelayaran dan perdagangan internasional.

Pada masa itu, aktivitas perdagangan antara India dan China melalui Selat Malaka sangat ramai, yang membawa keuntungan bagi Kerajaan Sriwijaya.

Pasalnya, para pedagang asing dari dua negeri tersebut senantiasa singgah di pelabuhan Sriwijaya untuk menambah bekal air minum dan perbekalan makanan.

Tidak jarang pula, kapal-kapal yang singgah tersebut melakukan aktivitas perdagangan.

Para pedagang asing yang singgah dapat menukarkan aneka porselen, tembikar, kain katun dan sutra, dengan barang dagangan penduduk Sriwijaya yang mayoritas hidup di sektor perdagangan pula.

Barang dagangan Sriwijaya yang termasuk komoditas berharga meliputi emas, perak, gading gajah, penyu, kemenyan, kapulaga, kapur barus, pinang, kayu gaharu, cendana, lada, dan damar.

Dalam perkembangannya, Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka.

Kerajaan Sriwijaya pun menjadi pemegang hegemoni dan mempunyai andil besar dalam meramaikan perniagaan internasional.

Untuk mempertahankan kepentingan dagangnya, Kerajaan Sriwijaya rela memberi upeti kepada China.

Hal ini dilakukan agar China tidak menjalin perjanjian dagang dengan negara-negara saingan Kerajaan Sriwijaya.

Selain itu, Sriwijaya juga menjalin hubungan dagang dengan India, Burma, Kamboja, Filipina, Persia, dan Arab.

Dengan begitu, monopoli perdagangan di Asia Tenggara tetap bisa dikuasai Sriwijaya.

Kapal-kapal dagang asing yang singgah di pelabuhan juga dimanfaatkan Sriwijaya untuk menghasilkan lebih banyak pundi-pundi uang.

Selain meraup keuntungan dari hasil perdagangan, Kerajaan Sriwijaya menerapkan pajak dan melakukan kontrol ketat terhadap jalur-jalur utama kegiatan pelayaran dan perdagangan.

Hal itu dapat dilakukan karena Sriwijaya mempunyai armada laut yang kuat, supaya dapat mengatasi gangguan di jalur pelayaran dan perdagangan.

Dengan begitu, kapal dagang juga terjamin keamanannya dan semakin mendorong pedagang singgah di wilayahnya.

Angkatan laut Kerajaan Sriwijaya ditempatkan di berbagai pangkalan strategis dengan tugas mengawasi, melindungi kapal-kapal dagang yang berlabuh, memungut biaya cukai, serta mencegah terjadinya pelanggaran laut di wilayah kedaulatan dan kekuasaannya.

Berbagai aktivitas itulah yang membuat kehidupan perekonomian Kerajaan Sriwijaya semakin sukses.

Referensi:

  • Rokhimaturrizki, Oktavia. (2022). Kerajaan-Kerajaan Buddha yang Pernah Ada di Indonesia. Surabaya: Media Edukasi Creative.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/22/080000479/kehidupan-perekonomian-kerajaan-sriwijaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke