Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan ini didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa pada abad ke-7, dan mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-9, ketika diperintah oleh Balaputradewa.

Semasa berdiri, Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim terbesar di Nusantara yang mengontrol perdagangan di jalur utama Selat Malaka.

Kemajuan Kerajaan Sriwijaya juga terlihat kehidupan politiknya. Berikut ini kehidupan politik masa Kerajaan Sriwijaya.

Struktur birokrasi

Kerajaan Sriwijaya diperintah oleh raja, tetapi masih banyak informasi yang tidak diketahui tentang raja-raja yang memerintah.

Pasalnya, prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan umumnya berasal dari abad ke-7 dan abad ke-8.

Pada masa itu, Sriwijaya sedang tumbuh menjadi suatu kekuatan, sehingga isi prasasti umumnya memuat informasi mengenai penaklukkan.

Berikut ini daftar raja-raja yang diduga kuat pernah memerintah Kerajaan Sriwijaya.

Selain raja, diketahui anak-anak raja umumnya diberi kekuasaan di daerah-daerah.

Pada sebagian prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya, terdapat ancaman yang ditujukan kepada keluarga raja, terutama anak-anaknya, yang berada di luar pengawasan langsung.

Oleh para sejarawan, hal itu dianggap wajar, terutama pada kerajaan yang bergantung pada sektor perdagangan, di mana terdapat penguasa daerah yang bertugas menguasai jalur-jalur perdagangan dan pelabuhan-pelabuhan.

Maka tidak mengherankan apabila raja Sriwijaya tidak dapat memberi toleransi terhadap sikap tidak setia, termasuk pada anaknya sendiri.

Hubungan luar negeri

Puncak kejayaan Kerajaan Sriwijaya dapat diraih pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa.

Kejayaan Sriwijaya dapat dilihat dari keberhasilannya di beberapa bidang, seperti di sektor maritim dengan menguasai jalur perdagangan melalui Selat Malaka, Selat Sunda, dan Semenanjung Malaya.

Bahkan, Sriwijaya dianggap sebagai kerajaan nasional pertama karena wilayah kekuasaannya sangat luas.

Untuk menjaga stabilitas kerajaan, dibangunlah armada laut yang kuat supaya dapat mengatasi gangguan di jalur pelayaran.

Kerajaan Sriwijaya juga menjalin menjalin hubungan luar negeri dengan India, China, dan bangsa-bangsa lain.

Hubungan erat antara Kerajaan Sriwijaya dengan istana kaisar China merupakan salah satu hal penting yang tercatat dalam sejarahnya.

Salah satu contohnya, diriwayatkan bahwa pada abad ke-11, Raja Sriwijaya memperbaiki kuil di Kanton.

Karya-karya I-Tsing yang ditulis di Sumatera pada abad ke-7 juga menunjukkan betapa masyhurnya Sriwijaya sebagai pusat agama Buddha.

Pertumbuhan seperti itu hanya mungkin jika suatu kerajaan terbuka untuk hubungan dengan luar negeri.

Hubungan luar negeri yang aktif juga ditunjukkan pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa, yang menjalin hubungan erat dengan Kerajaan Benggala di India yang kala itu dipimpin oleh Raja Dewapala Dewa.

Raja Balaputradewa memerintahkan untuk mendirikan asrama bagi para pelajar dan siswa yang sedang belajar di Nalanda.

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/21/080000579/kehidupan-politik-kerajaan-sriwijaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke