Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gereja St. Antonius Purbayan, Gereja Pertama di Solo

Sejak berdiri hingga sekarang, Gereja St. Antoinus Purbayan masih memiliki fungsi yang sama, yakni sebagai tempat peribadatan para umat Katolik.

Gereja yang didirikan Romo Cornelis Stiphout, SJ ini menyimpan cukup banyak sejarah, salah satunya adalah menjadi tempat dibaptisnya Brigadir Jenderal Slamet Riyadi dengan nama baptis Ignatius pada 1949 silam.

Sejarah pendirian

Gereja St. Antonius Purbayan didirikan oleh Romo Cornelis Stiphout, SJ, pada November 1916, beralamat di Jalan Arifin No. 1, Surakarta, Jawa Tengah.

Sejarah berdirinya Gereja St. Antonius Purbayan didorong oleh adanya misi penyebaran ajaran agama Katolik oleh bangsa Belanda di Pulau Jawa.

Sekitar tahun 1827, Belanda mengutus Lambertus Prisen, seorang Imam Katolik untuk menyebarkan ajaran Katolik di Surakarta.

Ia ditugaskan untuk melayani umat di Jawa Tengah dengan dibantu oleh tiga Imam Sekulir, salah satunya Pastor Yakobus Sholten.

Di awal penugasan, Pastor Prinsen dan Pastor Sholten berkunjung ke Surakarta dan menginap di Kasunanan Surakarta.

Tujuannya adalah untuk mengenal serta menjalin hubungan baik terlebih dahulu dengan penduduk di sana.

Supaya penduduk bersedia mempelajari agama Katolik, Pastor Prinsen dan Pastor Sholten memulai dengan mendekati atasan atau pemimpinnya, karena mayoritas orang Jawa percaya dan patuh pada apa saja yang dilakukan oleh sang pemimpin.

Misi Katolik yang disebarkan di Surakarta pun menunjukkan hasil yang cukup baik, di mana mereka berhasil menarik 59 orang menjadi umat Katolik.

Kendati begitu, pencapaian ini belum bisa dikatakan sempurna, karena sampai pembaptisan berlangsung Surakarta masih belum menjadi stasi (istilah wilayah dalam Gereja Katolik) yang tetap.

Barulah pada 1896, Ambarawa resmi menjadi Paroki sehingga Surakarta secara tidak langsung menjadi stasi yang masuk dalam Paroki Ambarawa.

Setelah itu, pada 1905, seorang pastor yang bertugas di Paroki Ambarawa bernama Pastor Stiphout SJ mengusulkan pendirian Pastoran Surakarta.

Proses pembangunan

Proses pembangunan gereja St. Antonius Purbayan sendiri telah dimulai sejak 29 Oktober 1905.

Dana untuk membangun gereja tersebut diperoleh dari penjualan undian berhadiah yang diadakan oleh Pastor Stiphout.

Hasil pembelian undian tersebut kemudian dikumpulkan guna melanjutkan proses pembangunan Gereja Purbayan.

Tidak disangka, usaha yang dilakukan oleh Pastor Stiphout membuahkan hasil yang sangat baik sehingga untuk pertama kalinya misa suci pertama bisa diadakan di Pastoran pada 22 Desember 1907.

Selain undian, Pastor Stiphout juga mengirim surat ke Belanda guna mendapatkan dana bantuan.

Belanda pun dengan senantiasa bersedia membantunya.

Pada akhirnya, Gereja St. Antonius Purbayan berhasil didirkan pada November 1916.

Pastor Stiphout pun menjadi pastor pertama yang mendiami Paroki Purbayan.

Selain digunakan sebagai tempat peribadatan umat Katolik, Gereja St. Antonius Purbayan juga menyimpan kisah sejarah lain.

Pasalnya, gereja ini menjadi tempat dibaptisnya seorang Pahlawan Indonesia, yaitu Brigadir Jenderal Slamet Riyadi dengan nama baptis Ignatius pada 1949.

Referensi:

  • Yunani, Ahmad. (2016). Gereja Santo Antonius Purbayan: Sejarah Awal Gereja Katolik Belanda di Solo. Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 14, No.1, 2016.
  • Tanjung, Anita Chairul. (2013). Pesona Solo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
 

https://www.kompas.com/stori/read/2022/07/18/090000779/gereja-st.-antonius-purbayan-gereja-pertama-di-solo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke