Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perang Cumbok: Penyebab, Pertempuran, dan Dampak

Perang ini disebabkan oleh perbedaan dua kubu, yaitu kubu uleebalang (teuku) dan kaum ulama (teungku).

Kaum ulama (teungku) mendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia, sedangkan kaum uleebalang (teuku) lebih memilih kekuasaan Belanda. 

Karena perbedaan tersebut, terjadilah pertempuran antara kaum Teuku dan Teungku yang kemudian dimenangkan oleh kaum ulama. 

Penyebab

Dahulu, di wilayah Aceh terdapat sekitar 102 daerah keuleebalangan yang dipimpin oleh raja-raja kecil yang kekuasaannya bersifat absolut di daerahnya masing-masing.

Namun, lambat laun para Teuku mulai kehilangan kesetiaannya kepada sultan sehingga mereka memutuskan untuk memisahkan diri dari sultan.

Mereka kemudian dinobatkan sebagai raja-raja kecil di daerahnya dan mulai berpihak kepada Belanda.

Kaum Teuku juga melakukan perjanjian bersama belanda yang disebut korte veerklaring atau perjanjian singkat.

Tindakan yang dilakukan kaum Teuku ini lantas dianggap curang oleh kaum Teungku, karena sebelumnya antara kaum Teuku dan Teungku saling membantu dalam melawan Belanda.

Kaum Teuku yang ada di daerah Pidie sudah berpihak kepada Belanda, sedangkan Kaum Teungku mendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Perbedaan dua kubu ini membuat terjadinya pertempuran antara kaum Teuku dan kaum Teungku di Kecamatan Cumbok, yang kemudian disebut Perang Cumbok.

Kaum Teuku dipimpin oleh Teuku Daud Cumbok dan kaum Teungku dipimpin oleh Teungku Daud Beureueh.

Pertempuran

Pada bulan September 1945 berita tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia baru terdengar di Aceh melalui pesan kawat yang dikirim oleh Komisaris Pemerintah Pusat AK Gani.

Saat itu, seluruh rakyat terutama pemuda di Aceh menyambut berita tersebut dengan penuh kegembiraan.

Namun, tidak untuk kaum Teuku yang justru masih ragu-ragu dan mencemooh berita proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Tindakan dari kaum Teuku tersebut lantas menambah keyakinan kaum Teungku, bahwa mereka benar-benar bermaksud untuk membuat Belanda kembali berkuasa di Aceh.

Atas praduga tersebut, kaum Teungku tidak ragu-ragu untuk mengibarkan bendera perang kepada kaum Teuku.

Pertumpahan darah antara pihak Teungku dan Teuku berlangsung pertama kali tanggal 4 Desember 1945.

Namun, pertempuran antara keduanya berhasil didamaikan oleh Pemerintah Daerah Aceh tanggal 6 Desember 1945.

Kendati demikian, pertempuran kembali terjadi tanggal 12 Januari 1946.

Pertempuran kedua berlangsung di Kota Lam Meulo. Kota yang menjadi benteng pertahanan terkuat kaum Teuku.

Dalam serangan kedua ini, kaum Teungku tidak tanggung-tanggung ketika menyerang kaum Teuku, sampai-sampai menimbulkan korban jiwa.

Rumah dari Teuku Daud Cumbok yang menjadi markas kaum Teuku juga dipenuhi dengan lobang-lobang bekas hantaman peluru meriam.

Setelah Barisan Rakyat kaum Teungku berhasil menduduki Kota Lam Meulo, mereka berusaha mencari keberadaan Teuku Daud Cumbok.

Namun, ternyata Teuku Daud Cumbok sudah lebih dulu melarikan diri bersama dengan para anggotanya.

Pasukan kaum Teungku pun segera diperintahkan oleh Teungku Ahmad Abdullah untuk mencari Teuku Daud Cumbok 

Masa pencarian berlangsung selama dua hari.

Akhirnya, tanggal 16 Januari 1946 Teuku Daud Cumbok berhasil ditangkap di kaki Gunung Seulawah oleh Barisan Rakyat kaum Teungku. 

Dengan tertangkapnya Teuku Daud Cumbok, maka kaum Teuku berhasil dikalahkan oleh kaum Teungku. 

Dampak

Perang Cumbok yang berlangsung selama kurang lebih satu bulan ini diperkirakan sudah menelan sebanyak 3.000 korban jiwa. 

Perang Cumbok ini juga membuat citra kaum Teungku melambung, terutama Daud Beureueh yang kian populer sebagai pemimpin revolusi di Aceh. 

Selain itu, pasca-perang Cumbok, kondisi di Aceh juga sudah mulai normal kembali, di mana para warga Aceh mulai menata hidup mereka dalam suasana kemerdekaan. 

Referensi: 

  • Usman, Abdul Rani. (2003). Sejarah Peradaban Aceh: Suatu Analisis Interaksionis, Integrasi, dan Konflik. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 

https://www.kompas.com/stori/read/2021/11/10/100000079/perang-cumbok-penyebab-pertempuran-dan-dampak

Terkini Lainnya

Peristiwa Haur Koneng 1993

Peristiwa Haur Koneng 1993

Stori
Tragedi Waduk Nipah 1993

Tragedi Waduk Nipah 1993

Stori
Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Stori
Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Stori
Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Stori
Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Stori
Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Stori
Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke