Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Partai Nazi: Berdirinya, Kepemimpinan Adolf Hitler, dan Pembubaran

Memiliki nama lengkap Partai Buruh Nasional-Sosialis Jerman, partai ini mengalami perkembangan pesat sejak Adolf Hitler bergabung dan diangkat menjadi ketua partai.

Di bawah kepemimpinan Hitler, Partai Nazi menjadi kekuatan politik utama di Jerman yang memerintah antara 1933 hingga 1945 secara totaliter.

Pada saat itu, Hitler juga diangkat oleh Presiden Paul von Hindenburg sebagai Kanselir Jerman.

Partai Nazi kemudian mendeklarasikan Jerman sebagai negara satu partai dengan Hitler sebagai pemimpin tertingginya.

Berdirinya Partai Buruh Jerman

Setelah Perang Dunia I berakhir, Jerman sebagai pihak yang kalah dalam pertempuran mengalami gejolak politik yang hebat.

Situasi tersebut kemudian melahirkan frustasi di kalangan masyarakatnya, yang kemudian semakin menguatnya semangat nasionalisme-rasis di seluruh Jerman.

Kelompok-kelompok nasionalisme-rasis, yang sebenarnya muncul di Jerman sejak akhir abad ke-19, itu menyalahkan orang Yahudi atas kekalahan Jerman.

Mereka pun menentang Republik Weimar, sebuah pemerintahan demokratis yang baru di Jerman, dan Perjanjian Versailles.

Pada 5 Januari 1919, Anton Dexler, seorang nasionalis Jerman, mendirikan Partai Buruh Jerman.

Dexter adalah seorang yang memiliki pandangan antisemit, anti-monarkis dan anti-Marxis, serta percaya pada superioritas bangsa Jerman, yang mereka klaim sebagai bagian dari ras Arya.

Hitler kemudian bergabung dengan Partai Buruh Jerman pada September 1919 dan menjadi pemimpin propaganda.

Diubah menjadi Partai Nazi

Bersama Hitler, Partai Buruh Jerman perkembangan pesat dan anggotanya bertambah banyak.

Dalam setiap pidatonya, Hitler selalu mencela Perjanjian Versailles dan mengeluarkan kata-kata antisemitisme, menyalahkan Yahudi atas masalah-masalah Jerman.

Hitler dengan cemerlang memanfaatkan kekacauan di masa-masa awal Republik Weimar, guna menciptakan suatu gerakan yang pada akhirnya menjadi kekuatan politik utama di Jerman.

Pada 1920, nama Partai Buruh Jerman diubah oleh Hitler menjadi Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP) atau Partai Buruh Nasional-Sosialis Jerman, yang disingkat menjadi Partai Nazi.

Memasuki tahun 1921, Hitler sangat mahir dalam melakukan propaganda dan namanya pun semakin populer di luar partainya.

Pada Juli 1921, Hitler resmi dinobatkan sebagai ketua partai. Partai Nazi adalah gerakan radikal sayap kanan yang berpusat di Munich dan berideologi rasis, nasionalis, anti-demokrasi, antisemit, serta anti-Marxis.

Kudeta Beer Hall

Pada 1921, Jerman ditagih oleh para pemenang Perang Dunia I untuk membayar kerusakan yang disebabkan oleh perang.

Hal ini mengakibatkan terjadinya inflasi dan angkatan bersenjata Prancis mulai menduduki sebuah kawasan industri di Ruhr karena Jerman tidak mampu membayar.

Nazi yang dikomandoi Hitler merasakan bahwa saat itulah waktu yang tepat untuk menyerang.

Mereka merencanakan untuk menculik para pemimpin pemerintahan Bavaria dan memaksa mereka mengangkat Hitler sebagai pemimpin yang baru.

Dengan bantuan Jenderal Erich Ludendorff, Nazi akan memproklamasikan pemberontakan secara menyeluruh dan menjatuhkan pemerintahan demokratis Jerman di Berlin.

Rencana ini akan dilaksanakan saat penyelenggaraan pertemuan besar para pelaku bisnis di Munich Beer Hall.

Pada 8 November 1923, Hitler dengan puluhan ribu pengikutnya mengepung Beer Hall dan melakukan kudeta.

Akan tetapi, harapannya untuk menjadi pemimpin baru Jerman pupus karena tentara Jerman melawan pasukan Nazi.

Sebagai buntut dari insiden tersebut, Hitler dijatuhi hukuman lima tahun penjara karena bersalah atas pemberontakan.

Setelah menjalani sembilan bulan di balik jeruji besi, Hitler akhirnya bebas dan mulai membangun kembali Partai Nazi untuk mendapatkan kekuasaan melalui pemilu.

Kebangkitan Partai Nazi

Pada pemilihan yang diselenggarakan pada Juli 1932, Partai Nazi berhasil merebut 230 dari 608 kursi di Parlemen Jerman.

Satu tahun kemudian, Hitler diangkat menjadi Kanselir Jerman dan pemerintahan Nazi segera mengendalikan setiap aspek kehidupan di Jerman.

Masa pemerintahan Nazi yakni antara 1933-1945 adalah sebuah periode yang kemudian dikenal sebagai Nazi Jerman atau Reich Ketiga.

Sejak 1933, Nazi menjadi partai tunggal di Jerman dan Hitler menerapkan berbagai kebijakan yang memicu konflik.

Pasalnya, mereka meyakini bahwa bangsa Jerman adalah ras unggul, sedangkan kaum Yahudi, penderita cacat mental dan fisik, dan komunis adalah ras inferior yang harus dimusnahkan.

Pada kebijakan luar negerinya, Hitler menarik negaranya dari Liga Bangsa-Bangsa serta membatalkan Perjanjian Versailles pada 1935.

Pada paruh kedua 1930-an, Nazi Jerman berhasil mencaplok Austria, Cekoslowakia, dan Polandia.

Selama enam tahun pertama pemerintahannya, kebijakan luar negeri Partai Nazi telah memicu terjadinya Perang Dunia II.

Di saat yang sama, kampanye anti-Yahudi menjadi semakin ganas dan puncaknya saat peristiwa Holocaust, yakni genosida terhadap sekitar enam juga kaum Yahudi di Eropa selama Perang Dunia II.

Pembubaran Partai Nazi

Pada 20 Juli 1944, mulai muncul upaya terorganisir untuk menggulingkan Hitler dan Partai Nazi.

Harapan tersebut terwujud satu tahun kemudian, saat Jerman kalah dalam Perang Dunia II dan Hitler melakukan bunuh diri.

Setelah itu, Jerman diduduki oleh pasukan Sekutu, yang melarang Partai Nazi dan menyatakannya sebagai organisasi kriminal.

Pasukan Sekutu kemudian mengadili para pemimpin Nazi atas kejahatan kemanusiaan yang dilakukan antara 1933-1945.

Mereka juga berusaha untuk membersihkan pengaruh Partai Nazi dari setiap aspek kehidupan Jerman.

Referensi:

  • Cahyo, Agus Nur. (2017). Hidup dan Mati Adolf Hitler. Yogyakarta: Laksana.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/10/14/090000979/partai-nazi-berdirinya-kepemimpinan-adolf-hitler-dan-pembubaran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke