Melalui pidato-pidatonya, Luther King mampu menginspirasi dan menggerakkan hati banyak orang.
Salah satu pidatonya yang terkenal bertajuk "I Have a Dream" atau "Aku Punya Mimpi", yang ia bawakan pada 28 Agustus 1963 di Lincoln Memorial, Washington DC, di hadapan sekitar 250.000 orang.
Bahkan hingga saat ini, pidato Luther King itu dianggap sebagai salah satu pidato terpenting dalam sejarah Amerika Serikat.
Lahir dari keresahan Martin Luther King
"I Have a Dream" lahir dari keresahan Martin Luther King, seorang kulit hitam yang sejak kecil akrab dengan diskriminasi rasial.
Sebagai pejuang kesetaraan, ia tidak asing dengan tantangan dari warga kulit putih ataupun pemerintah.
Namun pidatonya siang itu, berhasil membuat sekitar 250.000 orang yang berkumpul di Lincoln Memorial berdecak kagum dan terbakar semangatnya.
Dalam pidato itu, Luther King menyentil masalah pengangguran, rasial, keadilan sosial, hak-hak sipil, kesetaraan gender antara kulit putih dan kulit hitam, serta harapan untuk dicabutnya undang-undang dan kebijakan yang mendukung segregasi berdasarkan ras.
Seluruh dunia kemudian mengingat pidato "I Have a Dream" sebagai visi pribadi Martin Luther King yang berdampak besar terhadap banyak orang.
Isi pidato Martin Luther King
Di Lincoln Memorial, Martin Luther King menyampaikan pidato selama 17 menit. Dari pidatonya itu, terdapat bagian yang paling terkenal, yang justru tidak berasal dari naskah yang telah disiapkannya.
Berikut ini terjemahan penggalan pidato Martin Luther King.
"Aku katakan kepadamu hari ini, kawanku, meskipun kita menghadapi kesulitan hari ini dan besok, aku masih punya mimpi. Ini adalah mimpi yang berakar dari mimpi orang Amerika.
Aku punya mimpi bahwa suatu hari nanti bangsa ini akan bangkit dan hidup berdasarkan makna sejati dari tekadnya: 'Kami adalah bukti nyata dari keyakinan bahwa: semua manusia diciptakan sama'.
Aku punya mimpi bahwa suatu hari nanti di Red Hills Georgia, anak-anak mantan budak dan anak-anak mantan pemilik budak bisa duduk semeja dalam persaudaraan.
Aku punya mimpi bahwa suatu hari nanti, bahkan di Mississippi, sebuah negara bagian yang terpanggang oleh panasnya ketidakadilan, terpanggang panasnya penindasan, akan menjelma menjadi oase bagi kebebasan dan keadilan.
Aku punya mimpi bahwa keempat anakku yang masih kecil, suatu hari nanti hidup di negara di mana mereka tidak akan dihakimi berdasarkan warna kulit mereka, melainkan berdasarkan karakter mereka.
Aku punya mimpi hari ini.
Aku punya mimpi bahwa suatu hari nanti, di Alabama, dengan rasisme yang kejam, dengan bibir gubernurnya yang suka meneteskan kata-kata interposisi dan mencegah penegakan hukum; suatu hari nanti di Alabama, anak laki-laki dan perempuan berkulit hitam bisa bergandengan tangan dengan anak laki-laki dan perempuan berkulit putih sebagai saudara.
Aku punya mimpi hari ini"
Pidato Luther King pun mampu menempatkan hak-hak sipil ke dalam agenda utama para reformis di Amerika Serikat.
Dalam perkembangannya, "I Have a Dream" bahkan berhasil memfasilitasi pengesahan Undang-Undang Hak Sipil tahun 1964.
Referensi:
https://www.kompas.com/stori/read/2021/09/21/080000979/isi-pidato-i-have-a-dream-martin-luther-king