Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Prasasti Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

Sejak didirikan oleh Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya pada 732 Masehi, kerajaan ini sempat mengalami beberapa kali pemindahan ibu kota, dari Jawa Tengah bagian selatan hingga ke Jawa Timur.

Selama hampir tiga abad berkuasa, terdapat tiga dinasti yang memerintah di Kerajaan Mataram Kuno, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra (di Jawa Tengah), serta Dinasti Isyana (di Jawa Timur).

Dinasti Syailendra muncul pada akhir abad ke-8 dan periode kepemimpinannya menjadi masa keemasan Kerajaan Mataram Kuno.

Pada masa kejayaannya, perkembangan sangat pesat terjadi di berbagai bidang,
seperti politik, ilmu pengetahuan, kesenian, dan sosial.

Selain itu, masyarakat Mataram Kuno memiliki kebudayaan yang bernilai sangat tinggi.

Tingginya kebudayaan itu dibuktikan dengan banyaknya peninggalan berupa prasasti dan candi.

Prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno ditulis menggunakan huruf Pallawa dengan Bahasa Sanskerta.

Berikut ini peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang berupa prasasti.

Prasasti Canggal

Prasasti Canggal menunjukkan angka 654 Saka atau 732 Masehi.

Saat ditemukan, lokasinya berada di Desa Canggal bersama puing Candi Canggal.

Prasasti Canggal diketahui sebagai peninggalan Dinasti Sanjaya yang berisi tentang didirikannya sebuah lingga (lambang Syiwa) di atas Bukit Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya.

Disebutkan pula bahwa Jawadipa yang kaya akan hasil bumi diperintah oleh Raja Sanaha bersama Raja Sanjaya.

Kerajaan berjaya pada masa pemerintahan mereka dan wilayahnya pun berhasil diperluas.

Prasasti Mantyasih

Prasasti Mantyasih memiliki nama lain Prasasti Kedu atau Prasasti Balitung.

Lokasi penemuannya berada di Kampung Mateseh, Jawa Tengah.

Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang terbuat dari tembaga ini dikeluarkan oleh Raja Diah Balitung.

Dalam prasasti berangka 829 Saka atau 907 Masehi ini disebutkan tentang raja-raja yang pernah memerintah pada saat Dinasti Sanjaya, sebelum Diah Balitung berkuasa.

Urutan raja-raja tersebut adalah Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, Rakai, Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang.

Selain itu, diceritakan pula tentang pemberian hadiah tanah oleh Diah Balitung kepada lima orang patihnya yang telah berjasa kepada kerajaan.

Prasasti Kalasan

Prasasti yang berasal dari masa Dinasti Syailendra ini berangka 700 Saka atau 778 Masehi.

Prasasti Kalasan ditemukan di Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

Isi Prasasti Kalasan menceritakan tentang Maharaja Tejapurnapana yang berhasil dibujuk untuk membangun bangunan suci.

Bangunan suci yang pertama khusus untuk Dewi Tara, sedangkan bangunan kedua adalah sebuah biara untuk para biksu (pendeta Buddha).

Prasasti Ratu Boko

Prasasti berangka 856 Masehi ini ditemukan di kompleks Candi Prambanan.

Isinya bercerita tentang kekalahan Raja Balaputradewa dalam perang saurada melawan kakaknya, Pramodhawardani, dan melarikan diri ke Sriwijaya.

Prasasti Klurak

Prasasti Klurak dibuat pada 782 Masehi dan menceritakan bahwa Kerajaan Mataram Kuno pada masa Dinasti Syailendra pernah dipimpin oleh seorang raja yang bernama Indra.

Prasasti yang ditemukan di Desa Prambanan ini ditulis dalam huruf Pranagari dan Bahasa Sanskerta.

Referensi:

  • Hastuti, Sri. (2019). Peninggalan Bersejarah di Indonesia. Sukoharjo: Graha Printama Selaras.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/11/140000479/prasasti-peninggalan-kerajaan-mataram-kuno

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke