Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Uni Soviet: Sejarah, Ekonomi, dan Pembubaran

Uni Soviet menganut sistem politik satu partai yang dipegang oleh Partai Komunis (CPSU) sampai tahun 1990.

Pemimpin pertama dari negara sosialis ini adalah Vladimir Lenin sebelum ia digantikan oleh Josef Stalin pasca kematian Lenin pada tahun 1924.

Sejarah

Terbentuknya Uni Soviet bermula dari Nikolai II, seorang penguasa asal Rusia yang diminta untuk mengundurkan diri pada Maret 1917 dalam Revolusi Rusia, karena adanya polemik keikutsertaan Rusia dalam Perang Dunia I.

Setelah itu, Pemerintah Sementara Rusia pun mengambil alih sebelum akhirnya digulingkan oleh kaum Bolshevik melalui Revolusi Oktober pada 7 November 1917 yang dipimpin Vladimir Lenin.

Uni Soviet secara resmi berdiri pada bulan Desember 1922 yang masih dipimpin oleh Vladimir Lenin.

Era Stalin

Sejak tahun 1921, Vladimir Lenin menderita penyakit parah, seperti hiperakusis, insomdia, hingga stroke.

Akibat sakitnya tersebut, Vladimir pun wafat pada tahun 1924 dan posisinya digantikan oleh Josef Stalin.

Masa kepemimpinannya ini banyak mengakibatkan banyak rakyatnya mati kelaparan, dibuang ke kamp-kamp di Siberia, bahkan ditembak mati oleh aparat pemerintah.

Stalin juga membunuh banyak orang yang ia anggap sebagai pembangkang, termasuk golongan militer.

Pada 1939, Soviet menandatangani pakta non-agresi dengan Nazi Jerman yang membuka jalan kepada Uni Soviet untuk menguasai bagian Timur, seperti Polandia, negara-negara Baltik, dan Bessarabia.

Namun, isi pakta tersebut justru dikhianati oleh pihak Nazi Jerman dengan melakukan penyerangan terhadap Uni Soviet.

Setelah mengalami kekalahan demi kekalahan, Nazi berhasil dibekuk oleh Tentara Merah atau Petani Uni Soviet dan akhirnya berhasil mengusir mereka dari Eropa Timur.

Daerah-daerah yang dulunya dikuasai Nazi kini direbut oleh Soviet. Semenjak itu, Uni Soviet pun mengubah strategi pendudukannya di Eropa Timur dari militer ke dominasi politik.

Era Khrushchev

Setelah Josef Stalin wafat pada 1953, Uni Soviet dipimpin oleh Nikita Khrushchev.

Ia mengubah kebijakan Stalin yang terbilang kejam melalui proses destalinisasi dan berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan negara-negara Barat.

Kendati demikian, konfrontasi dengan negara Barat tetap ada.

Pada masa inilah terjadi Perlombaan Angkasa dan Senjata Nuklir.

Nikita turun dari jabatannya dari Sekretaris Jenderal Partai Komunis dan kepala negara UNI Soviet pada 1964, setelah krisis rudal kuba yang memicu terjadinya perang nuklir antara Uni Soviet dan Amerika Serikat.

Era Brezhnev

Setelah Nikita lengser, Uni Soviet dipimpin oleh Leonid Brezhnev.

Pada masa ini, Leonid memulai politik détente yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan dengan negara-negara Barat.

Meskipun demikian, Leonid tetap menyebarkan pengaruh Soviet dengan mendukung salah satu pihak pro komunisme, sosialisme, atau anti barat dalam konflik global dan perang saudara.

Era Brezhnev ini juga dikenal sebagai Masa Stagnasi, di mana birokrasi Soviet yang kaku saat itu telah menghalangi inovasi dan pembaruan politik, ekonomi, dan teknologi.

Kebijakan détente berakhir pada tahun 1980, saat terjadi perpecahan Perang Soviet-Afganistan.

Era Gorbachev

Pada masa ini, Uni Soviet dipimpin oleh Mikhail Gorbachev sebagai Sekretaris Jenderal pada bulan Maret 1985.

Mikhail memperkenalkan glasnost (keterbukaan politik), perestroika (restrukturisasi ekonomi) dan uskoreniye (percepatan pembangunan ekonomi).

Glasnost memberikan kebebasan berbicara dan berpendapat bagi siapa saja. Tujuan utama dari glasnost sendiri adlaah untuk menekan kaum konservatif yang menentang kebijakan restukturisasi ekonominya.

Pada bulan Januari 1987, Mikhail menyerukan demokratisasi dengan memperkenalkan unsur-unsur demokrasi seperti, pemilu.

Ekonomi

Uni Soviet menjadi negara pertama yang menerapkan sistem ekonomi terencana, di mana produksi dan distribusi dilakukan secara terpusat dan dikendalikan oleh pemerintah.

Kondisi ekonomi Uni Soviet terus bertumbuh hingga pertengahan tahun 1980-an. Selama periode 1950-an sampai 1960-an, pertumbuhan ekonominya juga lumayan tinggi.

Namun, setelah tahun 1970, pertumbuhan ekonomi Uni Soviet sebenarnya sudah mengalami stagnan meski masih terus bertumbuh secara positif.

Pada tahun 1987, Mikhail pun mencoba memperbaiki dan mereformasi ekonomi melalui program miliknya, perestroika.

Kebijakan ini untuk melonggarkan kendali negara atas perusahaan, tetapi tidak diikuti dengan insentif pasar sehingga terjadi penurunan drastis pada hasil produksi.

Perekonomian Uni Soviet pun mengalami kolaps setelah terpengaruh dari berkurangnya nilai ekspor minyak pada tahun 1980-an.

Pembubaran

Tanda-tanda runtuhnya Uni Soviet sudah terlihat sejak pemerintahan Nikita Khruschev.

Mengalami kemerosotan perekonomian pada tahun 1980, Uni Soviet mulai mengalami keruntuhan.

Memburuknya kondisi ekonomi saat itu memberikan dampak negatif pada seluruh aspek kehidupan dari Uni Soviet.

Kebijakan perestroika yang dianggap dapat memperbaiki kondisi ekonomi Uni Soviet, rupanya justru menjadi salah satu hal yang mempercepat keruntuhan Uni Soviet.

Kebijakan ini menyebabkan pertentangan antara kelompok moderak, konservatif, dan radikan tentang sistem komunisme di Uni Soviet.

Pada tahun 1990, kekuasaan komunis mulai runtuh di negara-negara bagian Uni Soviet. Mereka menganggap bahwa sistem komunisme tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Akhirnya, pada 1991, negara-negara tersebut mulai melepasdkan diri.

Uni Soviet resmi bubar pada 25 Desember 1991 ditandai dengan mundurnya Mikhail Gorbachev sebagai pemimpin Uni Soviet.

Referensi:

  • Sakwa, Richard. Soviet Politics in Perspective, 2nd Edition. London–New York: Routledge, 1998.
  • Robert Service. Stalin: A Biography. Belknap Press of Harvard University Press: 2004.
 

https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/02/190416079/uni-soviet-sejarah-ekonomi-dan-pembubaran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke