Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FFP, Parma, dan Bukti Rentannya Klub yang Glamor karena Uang Pemilik

Kompas.com - 19/02/2020, 14:32 WIB
Alsadad Rudi,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Manchester City sudah diputuskan bersalah atas pelanggaran Financial Fair Play (FFP).

Juara bertahan Liga Inggris itu dituduh telah memalsukan laporan keuangan, salah satunya menerima suntikan dana pemilik yang sudah dilarang oleh UEFA.

Sebagai hukuman atas pelanggaran FFP, Man City dilarang tampil di kompetisi klub Eropa selama dua tahun.

Belakangan, Man City menyatakan akan berupaya banding atas kasus tersebut ke Pengadilan Arbitrase Internasional (CAS).

Baca juga: Legenda Man United Prediksi Man City Menang Banding atas Hukuman UEFA

Man City bukanlah klub pertama yang menjadi korban peraturan FFP.

Sejak pertama kali diterapkan pada 2011 silam, tercatat sudah ada sejumlah klub yang mengalami nasib serupa, salah satunya AC Milan.

Seperti Man City, AC Milan juga tengah menjalani sanksi larangan berkompetisi di level Eropa yang dijatuhkan 2018 silam.

Paris Saint-Germain juga pernah divonis melanggar Financial Fair Play. Namun, PSG lolos setelah menang dalam banding yang diajukan ke CAS.

FFP mulai diterapkan pada 2011 saat UEFA dipimpin Michael Platini. Tujuan penerapannya untuk mencegah klub terlilit masalah utang piutang yang tentu saja mengancam eksistensi klub tersebut.

Jadi, setiap klub wajib menyeimbangkan neraca keuangannya.

Baca juga: Arsene Wenger Dukung Keputusan UEFA Beri Sanksi Man City

FFP tidak mengharamkan klub mengalami kerugian. Hanya, nilainya dibatasi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Happy birthday to Hristo Stoichkov! ???????????????????????? 23 appearances in Serie A and 5 goals. UEFA Cup Winner's Cup, 1995/96 Quarterfinal, 1st leg March 7, 1996. Parma, Ennio Tardini Parma (Italy) — Paris Saint-Germain (France) — 1:0 (Stoichkov, 58) Referee: Sandor Puhl (Hungary) AC Parma: L. Bucci, L. Apolloni, A. Benarivo, F. Cannavaro, R. Mussi, N. Sensini, D. Baggio (M. Crippa, 75), M. Brambilla, G. Pin (L. Minotti, 89), H. Stoichkov, G. Zola (F. Inzaghi, 26) Coach: Nevio Scala PSG: B. Lama, P. Colleter, S. Mahe, B. N'Gotty, J. Cobos (F. Llacer, 76), D. Bravo,Y. Djorkaeff (P. Nouma, 43), P. Le Guen, Rai, J. Dely Valdes, P. Loko Coach: Luis Fernandez @pippoinzaghi @fabiocannavaroofficial ??? 8 ??????? ??????? ?????? ????????. ? ?????? ?????? ????????? ???????? ? ??????????? ?????, ?? ?????? ? «?????????????» ?????? ?? ???????. #stoichkov #???????? #acparma #parmacalcio #psg #bulgaria #???????? #serieA #fcbarcelona #????????? #????????

A post shared by Italian calcio (@calcio_italiano_in_russian) on Feb 8, 2020 at 7:11am PST

Selain itu, FFP diterapkan untuk mencegah klub yang glamor karena mengandalkan uang pemilik.

Adanya FFP diyakini akan membuat klub-klub bersaing sehat dalam hal keuangan dan hanya mengandalkan sumber yang "halal" dalam dunia sepak bola, seperti jual-beli pemain, pendapatan hak siar, penjualan merchandise, dan berupaya berprestasi demi meningkatkan nilai komersial klub.

Singkat kata, FFP akan mengharuskan semua klub mandiri untuk mengatur keuangannya.

Jadi, klub tidak boleh melakukan belanja di luar kemampuannya.

Baca juga: Man City Kena Sanksi UEFA, Guardiola Nyatakan Setia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com