KOMPAS.com - Kebijakan moneter kontraktif adalah serangkaian tindakan yang diambil oleh bank sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dalam perekonomian.
Tujuan utama dari kebijakan moneter kontraktif adalah untuk mengendalikan inflasi dengan mengurangi tingkat pengeluaran dan investasi dalam masyarakat.
Melansir Investopedia, kebijakan moneter kontraktif adalah ukuran moneter untuk mengurangi pengeluaran pemerintah atau tingkat ekspansi moneter oleh bank sentral. Kebijakan moneter kontraktif adalah alat ekonomi makro yang digunakan untuk memerangi kenaikan inflasi.
Baca juga: Di Indonesia Kebijakan Moneter Dilakukan Oleh Siapa?
Tujuan utama dari kebijakan moneter kontraktif adalah:
Mengendalikan inflasi
Dengan mengurangi jumlah uang yang beredar, kebijakan moneter kontraktif bertujuan untuk menekan laju inflasi yang berlebihan.
Dalam jangka panjang, inflasi yang tinggi dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat.
Mencegah overheating ekonomi
Kebijakan moneter kontraktif juga bertujuan untuk mencegah terjadinya kondisi overheating ekonomi, di mana permintaan domestik melebihi kapasitas produksi maksimal yang dapat ditangani oleh perekonomian.
Hal ini dapat mengarah pada masalah seperti lonjakan harga barang dan jasa, yang pada gilirannya dapat merusak stabilitas ekonomi.
Baca juga: Pengertian Kebijakan Moneter, Tujuan, dan Jenis-jenisnya
Beberapa contoh kebijakan moneter kontraktif meliputi:
Kenaikan tingkat suku bunga
Salah satu instrumen yang paling umum digunakan dalam kebijakan moneter kontraktif adalah kenaikan tingkat suku bunga.
Bank sentral dapat meningkatkan suku bunga acuan untuk mengurangi minat pinjaman dan investasi masyarakat, sehingga mengurangi jumlah uang beredar.
Pengetatan kredit
Bank sentral juga dapat memberlakukan kebijakan yang mendorong bank-bank komersial untuk memperketat persyaratan kredit.
Dengan mempersulit akses ke kredit, bank sentral dapat mengurangi belanja konsumen dan investasi perusahaan, mengurangi tekanan inflasi.
Penjualan sekuritas
Bank sentral dapat menjual sekuritas negara atau instrumen keuangan lainnya ke pasar terbuka. Dengan melakukan penjualan ini, bank sentral mengurangi jumlah uang yang tersedia di pasar, mengurangi likuiditas dan mendorong suku bunga naik.
Baca juga: 3 Contoh Kebijakan Moneter di Indonesia yang Sering Dipakai BI
Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.