KOMPAS.com – Keterbukaan diri merupakan kemampuan seseorang dalam menyampaikan informasi kepada orang lain yang meliputi pikiran, pendapat, perasaan, perhatian, maupun keinginan.
Keterbukaan diri atau self-disclosure adalah kemampuan seseorang untuk berbagi informasi tentang dirinya kepada orang lain.
Faktor apa saja yang memengaruhi keterbukaan diri?
Faktor-faktor yang memengaruhi keterbukaan diri (self-disclosure) sebagai berikut:
Keterbukaan diri tidak akan berjalan efektif jika disertai kebohongan dengan tujuan supaya hanya menampilkan sisi baik pada diri seseorang.
Maka dari itu, kejujuran adalah hal paling penting dalam presentasi diri individu.
Kejujuran akan menghasilkan pandangan orang lain yang sesuai dengan kenyataan yang dimiliki oleh individu.
Baca juga: Contoh Dialog Self-Introduction
Seseorang yang mempunyai trust issue atau situasi di mana seseorang kesulitan untuk memercayai orang lain akan kesulitan pula dalam membangun keterbukaan diri.
Hal tersebut dapat disebabkan karena perasaan tertekan, takut memperoleh respon negatif, dan merasa tidak berharga.
Dalam komunikasi dengan khalayak kecil, peluang keterbukaan diri berpotensi lebih besar dibanding ketika berkomunikasi dengan khalayak besar.
Hal itu dilatarbelakangi oleh kontrol sosial dan feedback yang lebih mudah dirasakan saat berhadapan dengan khalayak kecil.
Individu dengan keterbukaan diri berpotensi mendorong lawan bicara untuk membuka diri sehingga menghasilkan interaksi antarindividu.
Maka dari itu, efek diadik yaitu pengungkapan diri seseorang ketika lawan bicaranya juga mengungkapkan diri.
Baca juga: Komunikasi Diadik: Pengertian dan Contohnya
Budaya sangat memengaruhi keterbukaan diri.
Terdapat budaya yang memandang bahwa individu dengan kepribadian tertutup dan cenderung pendiam lebih memiliki potensi untuk menimbulkan kesan yang baik.