KOMPAS.com – Umumnya, gaya komunikasi agresif selalu melibatkan manipulasi. Orang dengan gaya komunikasi agresif terbiasa berbicara dengan berani, langsung, dan sering memakai suara yang keras.
Orang yang menggunakan gaya komunikasi agresif kerap dipersepsikan sebagai orang yang suka menuntut, sombong, dan gemar mencari masalah dalam persaingan.
Apa yang dimaksud komunikasi agresif? Mari kita mengenal lebih lanjut mengenai seperi apa komunikasi agresif itu.
Komunikasi agresif adalah bentuk komunikasi yang memiliki kecenderungan untuk merendahkan, mengendalikan, atau menghukum orang lain.
Gaya komunikasi agresif merupakan gaya yang bersifat menyerang ketika berkomunikasi dengan orang lain.
Komunikator agresif sering memaksa kehendak kepada komunikannya. Selain itu, komunikasi agresif juga menenggelamkan hak yang dimiliki orang lain.
Baca juga: Gaya Komunikasi Pasif: Pengertian, Ciri-ciri, dan Dampak
Komunikasi agresif mungkin dapat efektif untuk jangka pendek, namun komunikasi agresif dalam jangka panjang dapat merugikan. Lawan bicara atau pihak yang menerima perintah lama-kelamaan akan menjauh.
Pada awalnya, pelaku komunikasi agresif dapat merasa puas, superior, menang, dan cenderung ingin mengulangi tindakannya.
Akan tetapi, dalam jangka panjang, orang yang melakukan komunikasi agresif dapat merasa bersalah ketika memikirkan kembali tindakannya, malu, dan ditinggalkan oleh teman.
Selain itu, sosialisasi aturan menggunakan komunikasi agresif dapat diterima dengan pemahaman buruk, meskipun sosialisasi tersebut pada intinya baik.
Ciri-ciri komunikasi agresif adalah:
Baca juga: Pengertian Komunikasi Asertif: Ciri-ciri, Unsur, dan Dampak
Selain itu, orang dengan gaya komunikasi agresif sering melakukan hal-hal berikut:
Dampak komunikasi agresif bagi individu adalah:
Baca juga: Mengenal Active Listening sebagai Salah Satu Keterampilan Komunikasi
Referensi: