Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal yang ditimbulkan dari Komunikasi Efektif

Kompas.com - 21/09/2023, 06:00 WIB
Arfianti Wijaya,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com –  Kata kunci dari komunikasi efektif adalah sejauh mana seseorang mampu berorientasi pada lawan bicaranya.

Yang dimaksud dengan komunikasi efektif adalah ketika kita dengan lawan bicara kita memiliki pemahaman yang sama tentang pesan.

Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss berpendapat bahwa komunikasi efektif dapat menimbulkan lima hal di bawah ini:

Pengertian

Pengertian adalah penerimaan yang cermat dari isi stimulus seperti apa yang dimaksud oleh komunikator.

Terdapat cerita yang mengisahkan seorang pemimpin pasukan VOC yang bermaksud untuk menghormati pangeran Madura dengan mencium tangan sang permaisuri. Namun, hal tersebut justru membuat pangeran murka dan membunuh pemimpin pasukan VOC tersebut.

Karena hal tersebut terjadilah perang antara VOC dengan penduduk Madura selama bertahun-tahun. Ribuan korban berjatuhan karena perang tersebut.

Kesampingkan dulu benar atau tidaknya kisah tersebut. Kita mungkin juga sering mendapati seseorang, atau bahkan diri kita sendiri, yang bertengkar hanya karena pesan diartikan berbeda oleh lawan bicara.

Kegagalan menerima isi pesan dengan cermat adalah kegagalan komunikasi primer yang harus dihindari.

Baca juga: Perbedaan Komunikasi Efektif dan Tidak Efektif

Kesenangan

Komunikasi tidak selalu ditujukan untuk membentuk pengertian dan menyampaikan informasi.

Di saat seseorang mengucapkan “Selamat pagi. Bagaimana kabarmu?” ia tidak selalu bermaksud mencari keterangan.

Komunikasi tersebut dilakukan supaya seseorang merasakan analisis transaksional sebagai “Saya oke dan kamu juga oke”.

Komunikasi ini biasa dianggap sebagai komunikasi fatis. Komunikasi yang digunakan untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi yang dapat menjadikan hubungan lebih harmonis, akrab, dan menyenangkan.

Memengaruhi sikap

Komunikasi dapat ditujukan untuk memengaruhi orang lain.

Contohnya, seorang politikus ingin membuat citra yang baik pada pemilihnya. Seorang khatib ingin mendorong jemaahnya supaya beribadah dengan lebih baik lagi dan membangkitkan sikap beragama.

Guru mengajak muridnya untuk mencintai ilmu pengetahuan. Selain itu, pembuat iklan ingin merangsang selera konsumen dan mendesaknya untuk berkeinginan membeli produknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com