KOMPAS.com - Kehidupan manusia selalu dihadapkan oleh sebuah keputusan, sehingga pengambilan keputusan pasti terjadi setiap saat sepanjang hidup manusia.
Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi, di mana proses tersebut dilakukan untuk menemukan dan menyelesaikan suatu masalah.
Pengambilan keputusan berfungsi sebagai sesuatu yang bersifat futuristik atau menyangkut keadaan yang akan datang, yang efeknya berlangsung lama.
Dalam mengambil keputusan, penting untuk mempertimbangkan berbagai aspek dan kemungkinan agar keputusan yang diambil dapat selaras dengan tujuan yang akan dicapai.
Baca juga: Penerapan Ilmu Sosiologi bagi Pembuat Keputusan
Lantas, apa saja yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan? Berikut 5 dasar dalam mengambil keputusan menurut George R. Terry:
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan yang didasarkan pada perasaan yang sifatnya subyektif.
Dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi, meski waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif pendek, namun keputusan yang dihasilkan seringkali relatif kurang baik karena mengabaikan dasar-dasar pertimbangan lainnya.
Pengambilan keputusan dengan intuisi akan lebih tepat diterapkan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan kemanusiaan.
Baca juga: Keputusan Bersama: Pengertian dan Cara Menghasilkannya
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memberi manfaat bagi pengetahuan praktis, karena dengan pengalaman yang dimiliki maka seseorang tersebut dapat mempertimbangkan keputusannya dengan seksama.
Melalui pengalaman, maka seseorang dapat memperkirakan keadaan mengenai sesuatu, memperhitungkan untung-ruginya, serta baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan.
Pengalaman berperan penting sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, sebab melalui pengalaman maka seseorang akan lebih bijak dalam mengambil keputusan.
Baca juga: Cara Mengambil Keputusan Bersama
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat memberikan keputusan yang meyakinkan, sebab keputusan tersebut bersifat nyata dan tidak dibuat-buat.
Selain itu, pengambilan keputusan yang didasarkan fakta umumnya bersifat sehat, solid dan baik sehingga akan memberi manfaat bagi seseorang.
Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan akan lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan yang dibuat tersebut dengan rela dan lapang dada.
Baca juga: Fakta Sosial: Pengertian dan Contohnya
Wewenang berkaitan dengan kekuasaan yang dimiliki oleh pimpinan atau pejabat dalam suatu organisasi, di mana wewenang merupakan hak seorang pimpinan dalam mengambil keputusan atau melakukan tindakan.
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya, atau oleh orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya.
Hasil keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama dan memiliki otentisitas (otentik), namun dapat menimbulkan sifat rutinitas, mengasosiasikan dengan praktik diktatorial dan sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan kekaburan.
Baca juga: Kekuasaan dan Wewenang dalam Manajemen
Rasional adalah salah satu cara dalam membuat model akan berbagai konsekuensi dari suatu keputusan, sehingga pembuat keputusan akan sampai pada pilihan keputusan yang terbaik.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, umumnya menghasilkan keputusan bersifat obyektif, logis, lebih transparan dan konsisten sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.
Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang ideal. Pada pengambilan keputusan secara rasional terdapat beberapa hal antara lain:
Baca juga: Maksud dari Sosiologi sebagai Ilmu Sosial yang Bersifat Rasional dan Empiris
Referensi: