Gatot Soebroto meninggal dunia di Jakarta pada 11 Juni 1962.
Baca juga: Mengenal R.A Kartini, Sang Pahlawan Emansipasi Wanita
Dikutip dari buku Kisah Heroik Pahlawan Nasional Terpopuler (2009) oleh Amir Hendarsah, W.R. Soepratman lahir di Jakarta pada 9 Maret 1903.
Saat Soepratman tinggal di Makassar pada 1914-an, ia memperoleh pelajaran musik dari kakak iparnya yaitu Willem van Eldik, sehingga pandai bermain biola dan bisa menggubah lagu.
Ketika tinggal di Jakarta, pada suatu kali ia membaca sebuah karangan dalam majalah Timbul.
Penulis karangan itu menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan. Soepratman tertantang, lalu ia mulai menggubah lagu. Pada tahun 1924, lahirnya lagu Indonesia Raya karangan W.R. Soepratman.
W.R. Soepratman meninggal pada 17 Agustus 1938 di Surabaya.
Dr. Muwardi lahir di Pati, Jawa Tengah pada 1907 (tidak diketahui tanggal dan bulan kelahiran).
Dokter Muwardi memiliki peran penting menjelang dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Ketika itu ia sudah menjadi Ketua Barisan Pelopor untuk seluruh Jawa.
Tanggal 16 Agustus 1945, ia memerintahkan Barisan pelopoe untuk menjaga lapangan Ikada (sekarang lapangan Monas) yang rencananya akan digunakan sebagai tempat pembacaan teks Proklamasi.
Usai Proklamasi, Barisan Pelopor Istimewa juga dibentuk Muwardi untuk menjaga rumash Presiden dan Wakil presiden, Soekarno-Hatta.
Baca juga: 6 Pahlawan Perempuan Indonesia
Sri Sultan memiliki nama kecil Gusti Raden Mas Dorodjatun.
Meski ia seorang raja, jiwa besar Sri Sultan nampak ketika ia dengan ikhlas dan tanpa pamrih menerima jabatan sebagai menteri negara demi kepentingan rakyat banyak.
Tanggal 27 Desember 1949, Hamengku Buwono IX dipercaya untuk memimpin Delegasi RI pada saat serah terima kedaulatan RI dan Belanda di Indonesia.
Serah terima ini juga dilakukan di Den Haag, dengan Mohammad Hatta sebagai ketua delegasi.