Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Martinus Ariya Seta
Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Hobi membaca dan jalan-jalan. Saat ini sedang menempuh studi doktoral dalam bidang Pendidikan Agama di Julius Maximilians Universität Würzburg

Anekdot seputar Dialektika

Kompas.com - 22/04/2023, 09:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sang guru bertanya sekali lagi. "Siapakah yang akan mengambil alat cukur?" Petani itu pun menjawab dengan nada tinggi, "Kedua-duanya akan mengambil alat cukur."

Kata sang guru. "Lagi-lagi Anda salah. Kedua-duanya tidak membutukan alat cukur. Tono tidak membutuhkan alat cukur karena wajahya sudah bersih. Yanto juga tidak membutuhkan alat cukur karena dia tidak mempedulikan penampilannya.”

Sang petani menjadi emosi dan berkata, “Anda hanya menyanggah jawaban dengan seenak jidat sendiri. Awalnya salah satu dari keduanya yang akan mengambil alat cukur. Sekarang, tidak ada dari keduanya yang mengambil alat cukur. Jawaban Anda justru membingungkan saya!”

Sang guru sambil tersenyum berkata. "Itulah dialektika.“

Kabar Baik sekaligus Kabar Buruk

Dialektika adalah salah satu paradigma penting di dalam filsafat. Seorang dosen filsafat dengan lantang berkata di hadapan para mahasiswa, "Dengan berfilsafat, saya akan menyampaikan kabar baik sekaligus kabar buruk.“

Ucapan dosen itu cukup mengagetkan para mahasiswa. Sang dosen meneruskan ucapannya. "Kabar baiknya adalah tidak ada jawaban yang sepenuhnya salah di dalam filsafat. Kabar buruknya adalah tidak ada jawaban yang sepenuhnya benar di dalam filsafat."

Baca juga: Cara Mengevaluasi Teks Anekdot

Mandi dan Tidak Mandi

Seorang bawahan bertanya kepada seorang atasan.  "Apakah arti materialisme dialektis?“

Sang atasan menjawab, "Saya tidak dapat menjelaskan dengan definisi. Saya hanya dapat menjelaskan dengan sebuah cerita."

Si bawahan berkata, "Dengan senang hati."

Sang atasan mulai bercerita. "Ada seorang pengembara yang jarang sekali mandi. Suatu ketika dia berjalan menyusuri hutan dan pegunungan selama berhari-hari. Dia sampai di sebuah sungai yang sangat jernih. Badannya sangat bau karena tidak mandi selama berhari-hari. Kira-kira apa yang akan dilakukan oleh sang pengembara tersebut?“

Jawab si bawahan, "Sang pengembara akan mandi di sungai tersebut karena badannya sangat bau.“

Atasanya menimpali, "Salah. Sang pengembara tidak akan mandi karena dia memang jarang mandi. Saya bertanya sekali lagi. Apa yang akan dilakukan pengembara tersebut?“

Si bawahan dengan lantang menjawab, "Sang pengembara tidak akan mandi di sungai karena dia memang jarang mandi“. Bawahan itu hanya mengulangi ucapan sang atasan.

Lagi-lagi sang atasan menyalahkan jawaban bawahannya. "Salah… Dia akan mandi di sungai karena badannya sangat bau.“

Si bawahan bingung dengan jawaban atasannya. Dia kemudian memilih diam karena merasa sungkan untuk bertanya kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com