KOMPAS.com - Teori dialektika relasional menggambarkan hubungan sebagai kemajuan dan pergerakan yang konstan.
Orang-orang yang terlibat dalam hubungan terus merasakan dorongan dan tarikan dari keinginan yang bertolak belakang di dalam seluruh bagian hidup berhubungan.
Seseorang dalam hubungan secara berkesinambungan merasakan tarik ulur terhadap keinginan berkonflik melalui kehidupan berhubungan.
Dikutip dari Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi (2017) karya Richard West & Lynn H.Turner, teori dialektika relasional adalah teori interpretatif tentang bagaimana komunikator menciptakan makna melalui interaksi dalam sebuah hubungan.
Teori dialektika relasional dikembangkan oleh Baxter dan Montgomery, untuk membantu memahami bagaimana komunikasi membentuk hubungan sosial, pribadi, dan keluarga.
Baca juga: Mengenal 3 Konseptualisasi Komunikasi
Teori ini didasarkan pada empat asumsi utama yang mencerminkan perselisihan tentang kehidupan relasional. Berikut asumsi teori dialektika relasional, yaitu:
Hubungan non-linear, artinya fluktuasi yang terjadi antara keinginan-keinginan yang kontradiktif.
Hidup berkomunikasi ditandai dengan adanya perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah tingkat kedekatan dalam hubungan tersebut memengaruhi perbedaan dalam aktivitas yang dipekerjakan mengungkapkan kebersamaan dan kemandirian.
Kontradiksi menjadi fakta fundamental dalam berkomunikasi. Asumsi ini menekankan bahwa ketegangan atau kontradiksi yang terjadi dalam dua hal yang berlawanan tidak pernah berhenti menciptakan ketegangan dan juga tidak pernah hilang. Salah satu tujuan dari komunikasi adalah untuk mengelola ketegangan-ketegangan tersebut.
Komunikasi sangat penting untuk mengelola dan menegosiasikan kontradiski-kontradiksi yang terjadi dalam hubungan. Teori ini memberikan posisi yang paling utama pada komunikasi.
Baca juga: Komunikasi Terapeutik: Pengertian, Karakteristik, Tujuan, dan Tahapnya
Dirangkum dari buku Teori Komunikasi Interpersonal Disertai Contoh Fenomena Praktis (2020) oleh Ali Nurdin, berikut elemen-elemen teori dialektika relasional, yaitu:
Totalitas menyatakan bahwa orang-orang dalam suatu hubungan saling ketergantungan. Artinya ketika sesuatu terjadi pada salah satu anggota, maka anggota yang lain juga akan terpengaruh.
Totalitas juga berarti bahwa konteks budaya dan sosial memengaruhi proses yang terjadi.
Elemen ini menekankan pada oposisi mengenai pertentangan dua elemen. Kontradiksi diartikan sebagai ciri utama pendekatan dialektika. Di mana dialektika merupakan hasil dari oposisi-oposisi.
Elemen ini merujuk pada sifat yang memiliki proses dari suatu hubungan dan perubahan yang cenderung terjadi pada hubungan seiring dengan berjalanny awaktu.
Elemen praksis menganggap bahwa manusia sebagai pembuat keputusan. Meskuipun tidak memiliki keputusan penuh dalam memilih bebas, setiap manusia memiliki kesempatan dan adanya pembatasan yang diakibatkan oleh pilihan yang sudah dibuat.
Namun tetap manusia sebagai individu yang mengambil keputusan atau sebagai pengambil keputusan yang aktif dan sepenuhnya sadar.
Baca juga: Pentingnya Komunikasi Persuasif dalam Sebuah Kampanye
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.