Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondensasi: Penyebab, Faktor, dan Jenisnya

Kompas.com - 15/04/2023, 22:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Kondensasi adalah transformasi dari gas ke bentuk cairan. Hal ini berlawanan dengan evaporasi, di mana cairan berubah menjadi gas.

Jadi, jika ada proses evaporasi air, maka proses kondensasi adalah proses berlawanan di mana uap air berubah menjadi tetesan air yang berbentuk cairan.

Penyebab terjadinya kondensasi

Kondensasi adalah proses perubahan wujud dari gas ke cair. Proses alamiah ini terjadi karena dua hal, yaitu uap air melewati permukaan yang lebih dingin dan ketika uap air mengalami penekanan atau kompresi.

Berikut penjelasannya: 

  • Uap air melewati permukaan yang lebih dingin 

Kondensasi terjadi ketika uap air mengalami pendinginan pada permukaan yang memiliki suhu yang lebih rendah dari titik embun. Titik embun merupakan suhu dimana proses kondensasi terjadi.

Contohnya, embun pagi terjadi akibat proses kondensasi. Pada malam hari, suhu lebih rendah dibandingkan dengan siang hari, sehingga uap air yang terdapat di udara mengalami pendinginan ketika terkena suhu dingin pada permukaan benda, lalu berubah menjadi air (kondensasi) dan membentuk tetesan air kecil yang kita lihat sebagai embun pada keesokan paginya.

Baca juga: Perbedaan antara Polimer Adisi dan Polimer Kondensasi

  • Ketika uap air mengalami penekanan atau kompresi

Kondensasi juga dapat terjadi ketika uap air terkompresi atau ditekan. Saat uap terkompresi, uap akan kembali ke wujud cair.

Misalnya, ketika air panas dituangkan ke dalam gelas dan ditutup rapat, uap air yang keluar dari air panas akan terkompresi dan tidak dapat lepas dari penutup gelas.

Hal ini akan menghasilkan tetesan air yang menempel di permukaan penutup gelas.

Faktor-faktor yang menyebabkan kondensasi

Terdapat tiga faktor yang menyebabkan kondensasi, yaitu:

  • Kelembapan udara di dalam sebuah ruangan

Kondensasi terjadi ketika tingkat kelembapan udara dalam suatu ruangan melebihi batas kemampuan udara untuk menampung kelembapan tersebut.

Contohnya, pada pagi hari yang dingin setelah malam yang juga dingin, kelembapan udara dalam ruangan bisa mencapai titik jenuh sehingga terjadi kondensasi pada permukaan lantai semen yang licin dan menyebabkan lantai menjadi sedikit basah.

  • Suhu udara yang rendah

Faktor suhu juga memainkan peran penting dalam proses kondensasi. Kondensasi terjadi ketika uap air berubah menjadi cairan saat melewati permukaan dengan suhu yang lebih rendah dari titik embun.

Oleh karena itu, suhu udara sangat mempengaruhi terjadinya kondensasi. Semakin dingin suhu di suatu tempat atau permukaan, semakin banyak uap air yang akan mengalami kondensasi.

Sebaliknya, ketika suhu naik, proses evaporasi akan terjadi, di mana air akan berubah menjadi gas dan naik ke atmosfer.

Baca juga: Proses Kondensasi: Pengertian, Bentuk, dan Contohnya

  • Lubang angin yang kuerang bagus

Ventilasi udara merupakan salah satu elemen penting yang harus ada di setiap ruangan. Fungsi lubang angin tidak hanya untuk keindahan dan tampilan estetika, tetapi juga untuk memastikan udara dapat masuk dan keluar dengan mudah.

Kehadiran ventilasi penting untuk mencegah kelembaban berlebih dan proses kondensasi di dalam ruangan.

Kondensasi dapat terjadi ketika gas terperangkap di dalam ruangan dan suhu udara turun. Akibatnya, uap air di udara mengalami kondensasi dan membuat beberapa bagian ruangan menjadi basah.

Dengan adanya ventilasi, udara segar dapat mengalir masuk dan keluar dari ruangan dengan mudah, mencegah terjadinya kondensasi dan menjaga kelembapan di dalam ruangan agar tetap stabil.

Jenis-jenis kondensasi

Proses kondensasi terbilang sederhana. Ada dua jenis kondasis, yaitu kondensasi eksterior dan kondensasi interior. Berikut penjalasannya:

  • Kondensasi eksterior

Kondensasi luar ruangan, yang dikenal sebagai kondensasi eksterior, terjadi ketika suhu permukaan turun di bawah titik embun atau bahkan di bawahnya. Biasanya, kondensasi eksterior terjadi ketika uap air bersentuhan dengan permukaan kaca.

Kaca, besi, dan bahan lainnya dapat menyerap panas dan dingin. Ketika suhu turun, permukaan kaca menjadi sangat dingin bahkan membeku, sehingga ketika uap air menyentuh permukaan kaca, maka kondensasi eksterior akan terjadi.

Seperti kondensasi embun di dedaunan, kondensasi eksterior juga biasanya terjadi di malam hari, setelah suhu di siang hari mencapai puncak dan kemudian menurun ketika malam tiba.

Baca juga: Pengertian Evaporasi, Kondensasi, Prespitasi, dan Infiltrasi

  • Kondensasi interior

Kondensasi interior adalah kebalikan dari kondensasi eksterior, di mana terjadi pada ruangan tertutup. Hal ini dapat terjadi karena ventilasi yang buruk atau bahkan tidak ada sama sekali.

Semakin tertutup sebuah ruangan, semakin banyak udara yang terperangkap dan tidak bisa keluar. Jika suhu di luar sangat dingin, maka terjadilah pengembunan di dalam ruangan.

Pengembunan tersebut dapat menyebabkan embun pada kaca jendela, lantai, dan bagian ruangan lainnya.

Kondensasi interior terutama terjadi pada malam hari ketika suhu turun atau pada hari-hari hujan atau bersalju yang membuat suhu sangat dingin.

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com