KOMPAS.com – Simbiosis amensalisme yang merugikan satu organisme dan tidak menguntungkan organisme lainnya memiliki beberapa bentuk, salah satunya adalah antibiosis. Apakah yang dimaksud dengan antibiosis?
Dilansir dari The Biology Notes, antibiosis adalah jenis interaksi ekologis negatif di mana salah satu spesies dirugikan atau dihancurkan, sedangkan spesies yang lain tidak terpengaruh.
Antibiosis terjadi ketika suatu organisme atau spesies mengekskresikan zat kimia dari metabolit sekundernya.
Baca juga: Macam-Macam Simbiosis dan Contohnya
Zat kimia tersebut dihasilkan dengan tujuan menghindari predator.
Namun, ternyata zat kimia tersebut beracun dan menghambat pertumbuhan organisme lainnya yang hidup dalam relung yang sama dengan organisme yang mengekskresikan zat kimia tersebut.
Sederhanya, antibiosis adalah interaksi di mana satu organisme terbunuh karena zat kimia yang diekskresikan organisme lainnya.
Di mana organisme yang mengekresikan zat kimia tersebut tidak terpengaruh ataupun mengambil manfaat.
Baca juga: Contoh Simbiosis di Lingkungan Alam
Apakah contoh dari antibiosis? Contoh antibiosis adalah:
Contoh paling klasik dari antibiosis adalah interaksi antara jamur penicilium dengan bakteri. Jamur penicilium menghasilkan metabolit sekunder berupa penisilin.
Dilansir dari Microbiology Note, penisilin yang diproduksi jamur penicilum berbahaya dan beracun bagi bakteri.
Penisilin dapat membunuh bakteri, membuatnya menjadi antibiotik pertama. Namun, jamur penicilium tidak mendapatkan manfaat atau terpengaruh dari interaksi tersebut.
Baca juga: Mikroorganisme Penghasil Antibiotik
Contoh antibiosis selanjutnya adalah interaksi antara bunga marigold jenis tagetes dengen nematoda dan jamur.
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, akar marigold (spesies Tagetes) melepaskan bahan kimia beracun yang dinamakan terthienyls. Terthienyls beracun bagi beberapa spesies nematoda dan jamur.
Namun, bunga marigold tidak mendapatkan keuntungan apa pun dari interaksi tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.