Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Pada dasarnya, setiap manusia baik secara individu maupun kelompok, tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang didapat dalam hidupnya. Sehingga, mereka berkeinginan untuk terus berpindah ke arah atau status sosial yang lebih baik.
Mobilitas sosial tentu saja berkaitan erat dengan stratifikasi sosial, karena mengacu pada definisinya yakni suatu perpindahan gerak dari satu lapisan sosial ke lapisan sosial lainnya, baik ke arah bawah maupun ke arah atas.
Jenis-jenis mobilitas sosial dalam tatanan masyarakat adalah mobilitas sosial horizontal, vertikal ke atas, antargenerasi, dan intragenerasi.
Baca juga: Mobilitas Sosial: Pengertian, Jenis, Faktor, dan Dampaknya
Mobilitas sosial horizontal ini adalah perubahan individu maupun kelompok selaku objek sosial menuju kelompok sosial lainnya yang sederajat. Artinya, tidak ada perubahan yang terjadi di dalam derajat kedudukan seseorang tersebut.
Contohnya, Ibu Azizah adalah seorang guru IPS di SMA negeri, tetapi karena lingkungan SMA negeri tidak cocok dengan dirinya, maka dirinya memutuskan untuk menjadi guru IPS di SMA swasta.
Dalam mobilitas sosial horizontal ini dapat terjadi hal-hal berikut:
Mobilitas sosial sangat berkaitan dengan tingkatan atau status sosial yang dimiliki oleh individu, meskipun itu secara sederajat atau horizontal. Misalnya,
Pak Yohan adalah kepala sekolah di SMA Produce, kemudian dirinya dipindahtugaskan untuk menjadi kepala sekolah di SMA Wei.
Baca juga: Pengertian Mobilitas Sosial dan Faktor yang Memengaruhinya
Hal yang terjadi pada Pak Yohan tetap dapat disebut sebagai mobilitas sosial tetapi dalam status sosial yang sederajat.
Mobilitas sosial itu dapat terjadi dalam hal sekecil apa pun. Bahkan, perpindahan tempat atau wilayah tempatmu berkegiatan juga dapat disebut sebagai mobilitas sosial horizontal, sebab status sosialmu masih sama seperti sebelumnya.
Mobilitas sosial vertikal merupakan bentuk perpindahan individu atau kelompok selaku objek sosial menuju kedudukan sosial yang tidak sederajat.
Artinya, status sosialnya dapat ke arah atas (naik) maupun ke arah bawah (turun).
Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya sebuah mobilitas sosial vertikal, yakni kekayaan, kekuasaa, dan pendidikan.
Baca juga: Bentuk Mobilitas Sosial dan Contohnya
Faktor ini tentu saja dapat mengubah posisi atau kedudukan sosial dari seseorang, yang mana dapat menjadikannya lebih kaya atau justru lebih miskin.