Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis-Jenis Mobilitas Sosial

Kompas.com - 24/09/2022, 15:20 WIB
Silmi Nurul Utami

Editor

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Pada dasarnya, setiap manusia baik secara individu maupun kelompok, tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang didapat dalam hidupnya. Sehingga, mereka berkeinginan untuk terus berpindah ke arah atau status sosial yang lebih baik.

Mobilitas sosial tentu saja berkaitan erat dengan stratifikasi sosial, karena mengacu pada definisinya yakni suatu perpindahan gerak dari satu lapisan sosial ke lapisan sosial lainnya, baik ke arah bawah maupun ke arah atas.

Jenis-jenis mobilitas sosial dalam tatanan masyarakat adalah mobilitas sosial horizontal, vertikal ke atas, antargenerasi, dan intragenerasi. 

Baca juga: Mobilitas Sosial: Pengertian, Jenis, Faktor, dan Dampaknya 

Mobilitas sosial horizontal

Mobilitas sosial horizontal ini adalah perubahan individu maupun kelompok selaku objek sosial menuju kelompok sosial lainnya yang sederajat. Artinya, tidak ada perubahan yang terjadi di dalam derajat kedudukan seseorang tersebut.

Contohnya, Ibu Azizah adalah seorang guru IPS di SMA negeri, tetapi karena lingkungan SMA negeri tidak cocok dengan dirinya, maka dirinya memutuskan untuk menjadi guru IPS di SMA swasta.

Dalam mobilitas sosial horizontal ini dapat terjadi hal-hal berikut:

Tingkatan atau status

Mobilitas sosial sangat berkaitan dengan tingkatan atau status sosial yang dimiliki oleh individu, meskipun itu secara sederajat atau horizontal. Misalnya,

Pak Yohan adalah kepala sekolah di SMA Produce, kemudian dirinya dipindahtugaskan untuk menjadi kepala sekolah di SMA Wei.

Baca juga: Pengertian Mobilitas Sosial dan Faktor yang Memengaruhinya

Hal yang terjadi pada Pak Yohan tetap dapat disebut sebagai mobilitas sosial tetapi dalam status sosial yang sederajat.

Wilayah

Mobilitas sosial itu dapat terjadi dalam hal sekecil apa pun. Bahkan, perpindahan tempat atau wilayah tempatmu berkegiatan juga dapat disebut sebagai mobilitas sosial horizontal, sebab status sosialmu masih sama seperti sebelumnya.

Mobilitas sosial vertikal

Mobilitas sosial vertikal merupakan bentuk perpindahan individu atau kelompok selaku objek sosial menuju kedudukan sosial yang tidak sederajat.

Artinya,  status sosialnya dapat ke arah atas (naik) maupun ke arah bawah (turun).

Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya sebuah mobilitas sosial vertikal, yakni kekayaan, kekuasaa, dan pendidikan. 

Baca juga: Bentuk Mobilitas Sosial dan Contohnya

Kekayaan

Faktor ini tentu saja dapat mengubah posisi atau kedudukan sosial dari seseorang, yang mana dapat menjadikannya lebih kaya atau justru lebih miskin.

Kekuasaan

Faktor kekuasaan turut serta dapat menyebabkan terjadinya sebuah mobilitas sosial vertikal.

Seseorang yang mempunyai kekuasaan tertentu, cenderung mudah untuk naik jabatan sehingga kekuasaannya menjadi bertambah dan mobilitas sosialnya dapat meningkat secara drastis.

Begitu juga sebaliknya, apabila seseorang itu tidak mempunyai kekuasaan yang cukup untuk naik jabatan, dirinya juga akan mengalami mobilitas sosial ke arah bawah.

Baca juga: Definisi Kekuasaan Menurut Para Ahli

Pendidikan

Saluran utama supaya seseorang dapat mengalami mobilitas sosial secara adil adalah melalui pendidikan, terutama pendidikan formal.

Seseorang yang mempunyai latar belakang pendidikan bagus, tentu saja akan mengalami kenaikan kedudukan serta status sosialnya, terutama ketika bekerja.

Mobilitas sosial vertikal ke atas

Mobilitas sosial vertikal memiliki dua arah, yakni menuju ke atas dan menuju ke bawah. Untuk mobilitas sosial vertikal yang menuju ke atas juga memiliki dua bentuk, yakni:

Masuk ke dalam kedudukan atau status sosial yang lebih tinggi

Dalam mobilitas sosial ke arah atas ini biasanya terjadi seseorang yang kala itu tengah berada di status sosial bawah. Kemudian, terjadi suatu hal yang menyebabkan dirinya mendapatkan kenaikan status sosial.

Baca juga: Kedudukan Mobilitas Sosial Horizontal dan Vertikal

Misalnya, ada seorang guru honorer yang diterima CPNS. Hal itu tentu saja menjadikan dirinya mengalami kenaikan status sosial hasil dari naiknya jabatan.

Membentuk sebuah kelompok baru

Pembentukan kelompok baru ini didasarkan karena kelompok tersebut belum ada sebelumnya.

Namun, perlu diketahui bahwa “sosok” yang membentuk kelompok baru ini juga harus berada di status sosial yang lebih tinggi.

Mobilitas sosial vertikal turun

Sama halnya dengan arah mobilitas sosial ke arah atas (naik), mobilitas sosial ke arah bawah (turun) pun juga memiliki bentuk-bentuk utama, yakni:

Turunnya sebuah kedudukan

Penurunan kedudukan ini biasanya akan berkaitan dengan jabatan di lingkungan kerjanya. Misalnya, seorang PNS yang pensiun.

Baca juga: Jenis dan Dampak Mobilitas Sosial

Ketika menjadi seorang pensiunan, tentu saja secara tidak langsung akan menurunkan status sosialnya karena kekuasaannya ketika menjabat posisi tertentu telah “hilang”.

Turunnya derajat kelompok individu karena terdapat disintegrasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disintegrasi adalah keadaan yang tidak bersatu padu. Akibat disintegrasi ini, suatu kelompok individu dapat turun status sosialnya secara bersamaan.

Mobilitas sosial antargenerasi

Mobilitas antar generasi ini ditandai dengan adanya perkembangan taraf hidup dalam suatu kehidupan keluarga, baik itu secara menurun maupun meningkat.

Hal utama dalam bentuk mobilitas ini adalah bukan pada perkembangan keturunannya, tetapi pada perpindahan status sosial yang berdampak pada generasinya.

Baca juga: Ciri-ciri Terjadinya Perubahan Sosial

Misalnya, ada seorang pedagang cabai yang hanya menamatkan pendidikannya hingga Sekolah Dasar saja.

Namun, dirinya berhasil menyekolahkan anaknya hingga lulus sekolah pelayaran. Sang anak ini berhasil mengubah statusnya dan keluarganya sehingga dapat berbeda dengan status orang tuanya sebelumnya.

Mobilitas sosial intragenerasi

Mobilitas horizontal intragenerasi ini adalah perpindahan status yang dialami seseorang dalam generasi yang sama.

Maksud dari generasi yang sama adalah perpindahan status tersebut terjadi pada dirinya sendiri, bukan atas pencapaian anak atau anggota keluarganya.

Baca juga: Pengertian Stratifikasi Sosial dan Jenis-jenisnya

Misalnya, ada seseorang yang sebelumnya bekerja sebagai kuli bangunan. Berkat ketekunan dan keberuntungannya, dia berhasil menjadi mandor.

Contoh lain adalah para remaja kelahiran 1990-an memiliki kesempatan untuk mengembangkan ilmu IPTEK karena saat ini tengah berada pada era digital dan globalisasi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Itu Parikesit?

Siapa Itu Parikesit?

Skola
Karakter Tokoh Wayang Kumbakarna

Karakter Tokoh Wayang Kumbakarna

Skola
Mengenal Tokoh Rahwana

Mengenal Tokoh Rahwana

Skola
Tokoh Anoman dalam Pewayangan Ramayana

Tokoh Anoman dalam Pewayangan Ramayana

Skola
Mengenal Ukara Lamba Basa Jawa

Mengenal Ukara Lamba Basa Jawa

Skola
Bedane Geguritan Gagrak Lawas lan Gagrak Anyar

Bedane Geguritan Gagrak Lawas lan Gagrak Anyar

Skola
Prinsip dan Macam-macam Tembang Jawa Tengahan

Prinsip dan Macam-macam Tembang Jawa Tengahan

Skola
Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Tembang Jawa Gedhe

Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Tembang Jawa Gedhe

Skola
Gaman lan Aji-Ajine Wayang

Gaman lan Aji-Ajine Wayang

Skola
Ratu, Negara, lan Patihe dalam Pewayangan

Ratu, Negara, lan Patihe dalam Pewayangan

Skola
Peran Siswa dalam Mendukung Implementasi Wawasan Kebangsaan

Peran Siswa dalam Mendukung Implementasi Wawasan Kebangsaan

Skola
Hubungan Antargatra

Hubungan Antargatra

Skola
Peran dan Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional

Peran dan Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional

Skola
Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara

Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara

Skola
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus

Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com