Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Erupsi gunung berapi sering terjadi di Tanah Air. Karena Indonesia memiliki banyak pegunungan aktif yang tersebar di berbagai wilayahnya.
Peristiwa saat gunung berapi aktif mengeluarkan material di dalamnya, seperti debu dan abu, dinamakan erupsi.
Tahukah kamu, apa itu erupsi?
Erupsi adalah proses pelepasan material dari gunung berapi ke atmosfer maupun ke permukaan Bumi dalam jumlah yang tidak menentu.
Bisa juga diartikan bahwa erupsi adalah letusan gunung berapi, atau semburan minyak dan uap panas dari dalam perut Bumi.
Berdasarkan wujudnya, material yang keluar dari erupsi terbagi menjadi material padat, cair, dan gas.
Baca juga: Erupsi Gunung Berapi di Indonesia
Material padat contohnya batu besar, batu kecil, kerikil, pasir, dan abu vulkanik). Material cair misalnya lava, lahar panas, dan lahar dingin. Sementara material gas, mencakup karbon dioksida, asam sulfida, asam sulfat, klorida, uap air, dan asam klorida.
Menurut kategori atau klasifikasinya, erupsi dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yakni:
Berikut penjelasannya:
Jenis erupsi ini dibedakan menjadi:
Adalah erupsi atau letusan yang menyebabkan ledakan besar. Akibat dari ledakan tersebut akan membentuk danau kawah besar.
Adalah erupsi atau letusan lemah yang tidak menimbulkan ledakan besar.
Jenis erupsi ini dibedakan menjadi:
Merupakan peristiwa keluarnya magma melalui celah atau retakan memanjang pada kulit Bumi, sehingga membentuk deretan gunung api.
Baca juga: Mengapa Indonesia Mempunyai Banyak Gunung Berapi?
Merupakan letusan yang terjadi saat magma berdekat dengan permukaan bumi, kemudian membakar dan meleleh lapisan batuan di atasnya.
Peristiwa tersebut dapat menyebabkan terbentuknya lubang besar di permukaan Bumi. Gunung api dengan tipe erupsi ini bisa dijumpai di Kolombia, Yellowstone National Park, Islandia, Brazil, Argentina, Paraguay, dan Ethiopia.
Merupakan jenis erupsi yang terjadi karena keluarnya magma lewat lubang di permukaan Bumi, sehingga membentuk gunung yang letaknya terpisah dengan gunung lainya.
Jenis erupsi ini dibedakan menjadi:
Erupsi tipe ini terjadi karena lava yang keluar dari kawah sangat cair, bertekanan gas rendah, dan dapur magmanya sangat dangkal. Dengan demikian, lava yang keluar ke segala arah menghasilkan bentuk gunung seperti perisai atau tameng.
Erupsi tipe ini bersifat spesifik. Ciri-ciri letusannya, yakni lava cair dengan tekanan gas sedang, dan dapur magma dangkal. Erupsi ini tidak terlalu eksplosif, namun berlangsung lama.
Baca juga: Ciri-ciri Gunung Api yang Akan Meletus
Jenis erupsi ini memiliki lava yang kental, tekanan gas sedang hingga sangat tinggi, dan dapur magmanya dangkal hingga sangat dalam. Dampak letusan ini dapat menyebabkan hujan abu.
Erupsi tipe merapi memiliki ciri-ciri lava yang kental, tekanan gas rendah, dan dapur magmanya sangat dangkal.
Karakteristik letusannya, yakni membentuk kubah dari pembekuan lava yang mengalir secara perlahan. Karena masih ada tekanan gas dari dapur magma, kubah lavanya terdesak dan hancur menuruni lereng menjadi awan panas.
Jenis erupsi ini memiliki tekanan gas yang sangat tinggi dan dapur magmanya sangat dalam. Oleh karenanya, letusan yang ditimbulkan sangat dahsyat dengan material yang terhambur ke angkasa.
Erupsi ini terjadi akibat penyumbatan kawah di puncak seperti jarum. Sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar.
Apabila penyumbatan kawahnya tidak kuat, gunung dapat meletus. Karakteristik erupsi ini akan membentuk kubah lava menjadi awan panas.
Jenis erupsi ini lava yang kental dengan tekanan gas sedang, dan dapur magmanya dangkal. Erupsi ini akan membentuk danau kawah dan mengeluarkan letusan lahar panas.
Baca juga: 4 Jenis Terbentuknya Gunung beserta Contohnya
Erupsi terjadi karena tekanan gas yang sangat kuat dari dalam perut Bumi yang secara terus-menerus berusaha mendorong magma untuk keluar.
Tekanan tersebut nantinya akan membuat magma bergerak naik ke atas secara perlahan. Ini terjadi karena massa magma lebih ringan dibanding batuan padat di sekitarnya.
Dalam proses tersebut, magma bersuhu sekitar 1200º Celcius akan melelehkan batuan di sekitarnya, dan kemudian terjadi penumpukan magma dalam gunung tersebut.
Dari sinilah, tekanan dari dalam Bumi akan membesar. Terjadi akibat magma tadi terhambat oleh lapisan batuan padat atau litosfer yang sangat sulit ditembus.
Kuatnya tekanan akan menimbulkan tenaga yang sangat kuat. Akibatnya, lapisan batu di sekitarnya mulai rapuh dan retak.
Pada celah retakan itulah, magma akan menjalar keluar ke permukaan Bumi. Sambil menjalar, magma ini akan melelehkan saluran retakan tadi, sehingga membentuk saluran batu yang disebut pipa kepundan.
Baca juga: Bentuk-Bentuk Gunung Api
Ketika lapisan batuan tadi sudah tidak dapat membendung tenaga yang sangat kuat dari magma, akan terjadi ledakan dan semburan yang sangat kuat sebagai reaksi dari pelepasan energi dari dalam Bumi.
Ketika magma tersebut berhasil keluar ke permukaan Bumi, inilah yang kemudian disebut erupsi gunung berapi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.