Di samping itu, untuk memenuhi keperluan tenaga pembantu kepolisian, pemerintah pendudukan Jepang membentuk keibodan atau Barisan Bantu Polisi. Usia anggotanya antara 25-25 tahun.
Pemuda yang diterima adalah semua laki-laki yang berasal dari setiap desa dan dibentuk di desa-desa untuk mengisolasi dari pengaruh kaum nasionalis.
Mereka diawasi oleh polisi dengan sangat ketat. Dengan kepandaian para tokoh pergerakan nasional, semua organisasi semi militer tersebut dijadikan sebagai lahan untuk menanamkan rasa nasionalisme dan menggalang rasa cinta kepada tanah air.
Barisan Pelopor dibentuk pada 1 November 1944 sebagai langkah mempersiapkan seluruh potensi rakyat Indonesia dalam mendukung kemenangan Jepang di Perang Asia Timur Raya.
Pemimpinnya ditunjuk dari golongan nasionalis, seperti Ir Soekarno, RP Suroso, Otto Iskandardinata, dan Buntaran.
Barisan Pelopor dilatih untuk menggunakan senapan dari kayu, bambu runcing, serta dikerahkan untuk mendengarkan pidato dari para pemimpin pergerakan nasional.
Sementara itu, pada April 1943, Jepang mengumumkan dan membuka kesempatan bagi para pemuda Indonesia untuk ikut menjadi anggota pembantu prajurit Jepang (Heiho).
Anggota Heiho langsung ditempatkan dalam struktur organisasi militer Jepang, baik di Angkatan Darat maupun Angkatan Laut. Heiho dianggap sebagai bagian dari angkatan perang Jepang sehingga langsung diterjunkan dalam medan pertempuran menghadapi Sekutu di berbagai front pertempuran.
Para Heiho bukan hanya dikirimkan di wilayah Indonesia, melainkan juga di negara-negara lain, seperti Kepulauan Solomon, Filipina, dan Indo China.
Selanjutnya, pada 3 Oktober 1943, Panglima Tentara Jepang di Jawa mengumumkan pembentukan tentara sukarela Pembela Tanah Air (PETA). Maka dilatihlah puluhan calon perwira di Bogor.
Setelah lulus, mereka kemudian diangkat menjadi daidanco (komandan batalyon), cudanco (komandan kompi), dan shodanco (komandan peleton). Ada pula yang dididik menjadi budanco (komandan regu).
Baca juga: Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik dan Kemerdekaan Indonesia
Pada 29 April 1945, Letnan Jenderal Kumakici Harada mengumumkan pembentukan Badan Penyelidikan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai. Badan ini beranggotakan 60 orang dan diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat.
BPUPKI memiliki tugas antara lain:
Referensi:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.